TOKYO - Pemerintah Jepang pada Jumat (28/5) memutuskan untuk memperpanjang darurat virus korona di Tokyo dan sejumlah wilayah di negara itu hingga sebulan sebelum penyelenggaraan Olimpiade. Langkah itu semakin memperkuat keraguan apakah Olimpiade Tokyo bisa dilaksanakan secara aman.

Penyelenggara Olimpiade mengatakan bahwa mereka sedang menunggu hingga saat perpanjangan darurat virus itu berakhir pada 20 Juni, untuk memutuskan apakah akan membolehkan warga lokal menonton acara pembukaan Olimpiade yang dilaksanakan beberapa pekan berikutnya.

Sejauh ini pihak penyelenggara telah melarang warga asing untuk menonton acara pembukaan demi menyakinkan publik di Jepang bahwa ajang Olimpiade bisa diteruskan dan aman untuk diselenggarakan.

Penyebaran virus korona di Jepang bisa dikatakan relatif kecil dengan kasus kematian mencapai sekitar 12.500 kasus saja dan sejauh ini Jepang berhasil menghindari penerapan lockdown secara ketat. Namun datangnya gelombang ke-4 Covid-19 telah membuat pemerintah Jepang segera menerapkan langkah-langkah darurat di 10 wilayah termasuk di ibu kota.

"Jumlah kasus baru telah mengalami penurunan sejak pertengahan bulan ini, namun situasinya semakin diliputi ketidakpastian," ucap Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, saat mengumumkan perpanjangan darurat virus.

Sementara itu para pakar khawatir jika pencabutan batasan dilakukan terlalu cepat, maka bisa memicu lonjakan kasus menjelang Olimpiade. Namun dengan keputusan itu berarti Tokyo dan sembilan wilayah lain di negara itu akan berada dalam keadaan darurat hingga 20 Juni dan ini menimbulkan keraguan baru bagi prospek penyelenggaraan Olimpiade yang sempat ditunda karena pandemi.

Peringatan Bencana

Oposisi terhadap penyelenggaraan Olimpiade di Jepang sebenarnya tetap kuat, namun aksi protes cenderung hanya menarik segelintir orang saja dan hanya para ahli medis dan pemimpin bisnis yang telah menyerukan pembatalan ajang olahraga bergengsi ini.

Sementara itu pada Kamis (27/5), Naoto Ueyama, ketua kelompok kecil persatuan dokter Jepang memperingatkan bahwa Olimpiade bisa menciptakan jenis virus korona Olimpiade Tokyo dan mendesak pembatalan untuk mencegah terjadinya bencana tersebut.

Sedangkan Haruo Ozaki, ketua Asosiasi Medis Tokyo yang memiliki lebih dari 20.000 anggota, mengatakan panitia penyelenggara harus melarang warga seminimal apapun untuk menonton acara Olimpiade ini.

Kesuksesan penyelenggaraan Olimpiade dan pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 akan jadi barometer bagi popularitas PM Suga jelang digelarnya pemilu pada musim gugur mendatang.

Sejauh ini sudah lebih dari enam persen populasi yang telah menerima dosis pertama vaksin Covid-19 di Jepang dan kurang dari 2,5 persen yang telah mendapatkan vaksinasi lengkap. Saat ini pemerintah Jepang sedang menghadapi kritik atas lambannya tanggapan terhadap pandemi dan jajak pendapat menunjukkan ketidakpuasan yang kuat khususnya terhadap peluncuran vaksin. SB/AFP/I-1

Baca Juga: