WAJIMA - Jepang berencana menerima tim bantuan AS, namun saat ini belum ada bantuan dari wilayah atau negara lain, harian Nikkei melaporkan, Jumat (5/1), empat hari setelah gempa bumi yang menewaskan 92 orang di bagian barat negara itu.

AS dan Jepang sedang mendiskusikan bagaimana dan kapan pasukan AS akan berkoordinasi dengan Pasukan Bela Diri Jepang dalam upaya bantuan bencana di dan sekitar semenanjung Noto, Nikkei melaporkan.

"Kami tidak menerima bantuan personel atau material apa pun saat ini mengingat situasi di lapangan dan upaya yang diperlukan untuk menerimanya," kata juru bicara Jepang Yoshimasa Hayashi pada Jumat.

Dia menambahkan tidak akan mengomentari diskusi apa yang telah terjadi dengan AS.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan ada tawaran bantuan dan ucapan belasungkawa dari sejumlah negara termasuk dari Taiwan dan Tiongkok.

Jumlah total korban jiwa dan kerusakan akibat gempa yang terjadi pada Tahun Baru masih belum jelas. Tim penyelamat kesulitan mencapai daerah yang terkena dampak paling parah karena jalan rusak dan infrastruktur rusak.

Namun karena lebih dari 200 orang masih belum diketahui keberadaannya, bencana ini kemungkinan besar merupakan bencana paling mematikan sejak 2016 dan bisa menjadi yang terburuk sejak gempa bumi besar dan tsunami melanda pantai timur Jepang pada 2011.

Angkatan bersenjata AS terlibat dalam upaya bantuan bencana gempa bumi tahun 2011, menyediakan lebih dari 24.000 personel dengan 24 kapal dan 189 pesawat.

"Kami mungkin menerima bantuan di masa depan, namun belum ada keputusan saat ini," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Jepang kepada Reuters, Jumat.

Kerusakan Akibat Tsunami

Setidaknya 120 hektare lahan terendam banjir akibat tsunami yang dipicu gempa bumi, menurut Kementerian Pertanahan Jepang.

Penyelidikan awal yang dipimpin oleh para peneliti di Universitas Tokyo memperkirakan bahwa titik tertinggi tsunami di pantai barat semenanjung bisa mencapai ketinggian 4,2 m di atas permukaan laut normal.

Gelombang pertama tsunami mungkin telah mencapai ujung paling utara semenanjung Noto, hanya satu menit setelah gempa terjadi, sehingga hampir tidak ada waktu bagi penduduk untuk mengungsi, kata harian Yomiuri yang mengutip analisis Universitas Tohoku.

Rincian mengenai tsunami tersebut tidak jelas karena alat pengukur pasang surut berhenti mengeluarkan data sesaat setelah gempa awal, kata laporan itu.

Penjaga Pantai Jepang mengatakan pihaknya sedang mencari satu orang hilang yang tersapu tsunami di kota Suzu, yang merupakan korban tsunami pertama yang diketahui sejauh ini.

Jepang akan mengeluarkan 4,74 miliar yen (32,7 juta dollar AS) dari cadangan anggaran negara untuk mendukung mereka yang terkena dampak gempa, Menteri Keuangan Shunichi Suzuki mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat, menurut laporan media.

Baca Juga: