TOKYO - Jepang dan Amerika Serikat (AS) pada Rabu (23/10) memulai latihan militer gabungan selama 10 hari yang melibatkan puluhan ribu personel, sepekan setelah Tiongkok mengadakan latihan skala besar di sekitar Taiwan.

Pembangunan militer Tiongkok dan meningkatnya hubungan pertahanan antara Washington DC dan sekutunya telah menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya konflik atas Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri, yang diklaim Beijing sebagai miliknya, atau atas sengketa teritorial lainnya di kawasan tersebut.

"(Latihan militer gabungan) Keen Sword akan melibatkan 45.000 tentara Jepang dan AS, 40 kapal dan 370 pesawat, serta beberapa pasukan dari Australia dan Kanada," kata Staf Gabungan Jepang.

Latihan, yang berlangsung setiap dua tahun, akan diadakan di seluruh Jepang, termasuk di pangkalan militer kedua negara hingga 1 November.

"Kami memiliki rasa urgensi yang kuat bahwa kami tidak dapat mengesampingkan kemungkinan terjadinya situasi serius yang menyerupai Ukraina di wilayah-wilayah dekat negara kami," kata Jenderal Yoshihide Yoshida, perwira tertinggi di Pasukan Bela Diri Jepang (SDF), pada Selasa (22/10). "Kami bertekad untuk mencegah dan menghalangi situasi seperti itu," imbuh dia dalam konferensi pers, seraya menambahkan aliansi AS-Jepang merupakan bagian penting bagi stabilitas regional.

"Keen Sword akan memastikan kita mempertahankan keunggulan kita atas mereka yang berusaha merusak tatanan internasional berbasis aturan," ucap Laksamana Steve Koehler, komandan Armada Pasifik AS mengatakan kepada wartawan pada Selasa.

"Latihan tersebut akan melibatkan sejumlah pesawat tiltrotor Osprey yang terbang ke Yonaguni, pulau Jepang yang paling dekat dengan Taiwan, untuk pertama kalinya, sebagai bagian dari latihan evakuasi," kata juru bicara SDF kepada AFP. "Latihan ini bertujuan untuk melatih warga dan wisatawan untuk keluar jika terjadi bencana alam," imbuh dia.

Peringatan Bahaya

Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, juga menyinggung invasi Russia ke Ukraina dalam peringatannya tentang bahaya keamanan di Asia.

"Banyak yang khawatir bahwa Ukraina saat ini bisa jadi Asia timur di masa mendatang. Mengapa pencegahan tidak berhasil di Ukraina?" ucap Ishiba menyampaikan hal ini kepada parlemen bulan ini segera setelah terpilih.

Ishiba, yang menghadapi pemilihan dadakan yang sulit pada Minggu (27/10), mendukung pembentukan aliansi militer regional seperti blok Barat NATO, meskipun ia telah memperingatkan bahwa hal ini tidak akan terjadi dalam semalam.

Sebelumnya pada Rabu, menteri pertahanan Taiwan mengatakan sebuah kelompok kapal induk Tiongkok berlayar melalui Selat Taiwan yang sensitif, sehari setelah Beijing mengadakan latihan tembak langsung di dekat pulau itu.

Blokade terhadap pulau itu merupakan salah satu latihan yang dilakukan Beijing, yang menolak mengesampingkan kemungkinan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya. AFP/I-1

Baca Juga: