TOKYO - Jepang mengatakan telah mengerahkan pesawat tempur untuk mencegat pesawat tanpa awak (drone) militer Tiongkok dan pesawat pengintai yang menyertainya, selama tiga hari berturut-turut pekan ini. Perkembangan itu datang ketika pasukan pertahanan Jepang mengambil bagian dalam serangkaian latihan kesiapan dengan sekutu regional.

Penampakan drone Tiongkok, pada Kamis (26/8), menandai hari ketiga berturut-turut kemunculannya, yang dilaporkan oleh Kantor Staf Gabungan Kementerian Pertahanan Jepang. Gambar drone itu diabadikan oleh pilot Angkatan Udara Bela Diri Jepang.

Menurut grafis jalur penerbangan yang dirilis oleh kantor tersebut, Jepang mendeteksi drone pengintai TB-001 Tiongkok berkeliaran di Laut Tiongkok Timur pada Selasa. Hari berikutnya, Jepang mencegat sebuah drone UAV BZK-005, dan dua pesawat pendukung, Y-8 milik Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Tiongkok, dari varian patroli maritim dan pengumpulan intelijen.

"Tiga pesawat Tiongkok pada Rabu transit di Selat Miyako ke Pasifik Barat, melalui wilayah udara internasional antara Pulau Okinawa dan Miyako," kata siaran pers Kantor Staf Gabungan.

Fungsi Pengawasan

Setelah TB-001 dan dua Y-8 kembali, pada Kamis, mengikuti pola penerbangan yang serupa, Kementerian Pertahanan Jepang menggolongkan drone tersebut memiliki fungsi pengawasan dan penyerangan.

"Tak satu pun dari pesawat PLA menyusup ke wilayah udara Jepang," bunyi laporan Kyodo News, pada Rabu.

Serangkaian kemunculan pesawat tanpa awak itu bertepatan dengan latihan militer yang melibatkan Pasukan Bela Diri Maritim Jepang, bersama dengan Kelompok Serang Kapal Induk Ratu Elizabeth, yang sedang berkunjung dari Inggris pada 24 Agustus. Menurut Kementerian Pertahanan Jepang, latihan tersebut juga diikuti oleh kapal perusak Jepang, JS Asahi, dan kapal induk, JS Is, di selatan Okinawa.

Armada Ketujuh Amerika Serikat (AS) mengatakan dalam siaran pers, pada 26 Agustus, pasukan maritim Jepang bergabung dengan Angkatan Laut AS, India, dan Australia, yang semuanya adalah mitra Dialog Keamanan Segiempat, untuk memulai latihan Malabar 2021 di perairan Filipina.

Kekhawatiran Jepang tentang ekspansi militer Tiongkok ke Laut Tiongkok Timur dan Selatan, serta melintasi Selat Taiwan telah meningkat dalam frekuensi, dan urgensi dalam beberapa bulan terakhir, yang berpuncak pada seruannya untuk "rasa krisis" dalam buku putih pertahanan tahunannya pada Juli.

Dalam perkembangan yang mengejutkan, dengan implikasi yang berpotensi menjadi terobosan bagi keamanan kolektif di kawasan Indo-Pasifik, pejabat partai yang berkuasa dari Jepang telah mengundang rekan-rekan mereka dari Taiwan untuk pembicaraan keamanan bilateral, yang dijadwalkan berlangsung secara virtual pada Jumat.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Tiongkok, Tan Kefei, menuduh Jepang melebih-lebihkan ancaman militer Beijing

Baca Juga: