TOKYO - Untuk mempercepat pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19, Jepang dinilai harus meluncurkan paket stimulus ekonomi baru puluhan triliun yen sesegera mungkin.

Kandidat calon Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, seperti dikutip Nikkei, pada Minggu (5/9), mengatakan bahwa paket stimulus akan mencakup bantuan untuk semua sektor ekonomi dan wilayah yang membutuhkan bantuan karena pandemi Covid-19.

Kishida, yang merupakan mantan Menteri Luar Negeri, telah menyampaikan niatnya untuk menantang Perdana Menteri Yoshihide Suga dalam pemilihan pemimpin Partai Demokrat Liberal (LDP) dalam waktu dekat. Namun demikian, Suga telah menyampaikan untuk tidak maju dalam pemilihan mendatang dan fokus menangani pengendalian Covid-19 yang menyebabkan dukungan terhadapnya merosot.

Pemenang dari suksesi kepemimpinan di Partai LDP, otomatis dipastikan menjadi Perdana Menteri karena Partai LDP merupakan mayoritas di majelis rendah parlemen. Ketua LDP harus memimpin partai ke pemilihan umum pada 28 November.

Berkaitan dengan stimulus, Kishida lebih lanjut menjelaskan bahwa debat terkait langkah-langkah pendanaan yang ia ajukan harus menunggu hingga pemilihan umum rampung tahun ini.

Pernyataan mantan Menteri Luar Negeri itu menyoroti peningkatan risiko penundaan dalam menyusun anggaran untuk tahun fiskal selanjutnya usai kebijakan ekonomi dikesampingkan selama kampanye pemilihan perdana menteri setelah Suga mendadak mengundurkan diri.

"Saya akan menjelaskan arahan umum ide paket stimulus saya, tetapi itu tidak akan mudah bagi pemerintah untuk mengurai rincian rencana tersebut," kata Kishida dalam sebuah program televisi.

"Bagaimana mendanai paket, hal itu akan dibahas setelah pemilihan umum selesai," tambah Kishida.

Dalam pengumuman yang mengejutkan pada Jumat (3/9), Suga menyatakan tidak akan kembali mencalonkan diri dalam pemilu sebagai pemimpin partai yang tengah berkuasa, Partai Demokrat Liberal (LDP). Pemenang bursa pemilihan LDP, yang sekarang terbuka lebar, harus mengadakan pemilihan umum paling lambat 28 November 2021.

Ketidakpastian Meningkat

Mundurnya Suga dianggap telah meningkatkan ketidakpastian pada prospek kebijakan ekonomi setelah para pesaing muncul untuk menggantikannya.

Kishida mengatakan bahwa ia akan menyusun paket belanja senilai puluhan triliunan yen untuk meredakan pandemi Covid-19, yang melonjak dalam gelombang keempat di Jepang.

Waktu pemilihan umum dapat memengaruhi penyusunan anggaran dan rencana belanja tambahan untuk pemulihan pandemi.

Pemerintah Jepang biasanya menyusun anggaran pada akhir Desember, setelah menyiapkannya berbulan-bulan, untuk diserahkan ke parlemen pada Januari dan kemudian disahkan sebelum awal tahun fiskal pada April.

Sebelumnya diberitakan, selain Kishida, sejumlah kandidat yang berpeluang menggantikan Yoshihide Suga, antara lain Menteri Vaksin Jepang yang berhaluan moderat, Taro Kono.

Kandidat lainnya yakni Shigeru Ishiba, mantan Menteri Pertahanan yang dianggap sebagai geek militer dan Sanae Takaichi, salah seorang dari sedikit politisi wanita terkemuka Jepang, dipandang sebagai seorang nasionalis sayap kanan dan telah dipaksa untuk meminta maaf atas beberapa kesalahan selama bertahun-tahun.

Baca Juga: