BRASILIA - Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva pada Jumat (3/5) sepakat untuk memperkuat upaya memerangi perubahan iklim, termasuk meningkatkan perlindungan hutan hujan Amazon.

Dilaporkan Kyodo, Kishida dan Lula dalam pembicaraan di Brazil, menandatangani perjanjian kerja sama komprehensif mengenai dekarbonisasi dan masalah lingkungan lainnya.

Perjanjian Inisiatif Kemitraan Hijau mencakup kontribusi finansial dan bantuan untuk meregenerasi lahan pertanian yang terdegradasi guna mencegah deforestasi dan mendorong pertanian berkelanjutan.

Setelah pertemuan tersebut, Kishida mengatakan pada konferensi pers bersama dengan Lula bahwa Jepang akan "memberikan kontribusi untuk mewujudkan netralitas karbon di dunia." Lula menyerukan lebih banyak investasi dalam bisnis energi ramah lingkungan. Ia mengatakan bahwa perubahan iklim adalah masalah yang serius.

Jepang berupaya memperdalam hubungan dengan negara-negara berkembang, yang secara kolektif disebut sebagai Negara Selatan (Global South), dan Brazil dipandang sebagai pemain kunci di antara negara-negara tersebut, bersama dengan India dan Indonesia.

Kishida mengatakan Jepang siap bekerja sama dengan Brazil, ketua Kelompok 20 negara ekonomi utama tahun ini, untuk mengatasi masalah global.

Brazil dijadwalkan menjadi tuan rumah sesi ke-30 Konferensi Para Pihak Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim, yang dikenal sebagai COP30, pada tahun 2025. Lula sangat ingin mengambil langkah-langkah untuk menyelamatkan hutan hujan Amazon, yang sering disebut sebagai "paru-paru dunia".

Kishida pada Jumat menawarkan kerja sama Jepang dalam upaya melindungi hutan hujan di wilayah utara Amazon, termasuk kontribusi dana untuk tujuan tersebut.

Para pemimpin sepakat untuk melakukan upaya mendorong langkah-langkah dekarbonisasi seperti proyek bersama yang menggunakan teknologi biofuel Brazil dan mesin hibrida Jepang, menurut Kementerian Luar Negeri Jepang.

Kishida dan Lula juga sepakat untuk bekerja sama lebih erat di bidang pertahanan dan keamanan siber serta reformasi Dewan Keamanan PBB, menurut pernyataan terpisah.

Mereka juga mengungkapkan keprihatinan mengenai situasi seputar invasi Russia ke Ukraina dan konflik antara Israel dan kelompok militan Hamas.

Kedua pemimpin tersebut menggarisbawahi pentingnya pertukaran antar-masyarakat antara negara mereka dalam mendorong hubungan bilateral, karena tahun lalu menandai peringatan 115 tahun dimulainya imigrasi Jepang ke Brazil.

Sekitar 2,7 juta orang keturunan Jepang tinggal di Brazil, komunitas terbesar di luar Jepang, sementara Jepang adalah rumah bagi komunitas Brazil terbesar kelima yang berjumlah lebih dari 210,000, menurut pernyataan mereka.

Baca Juga: