TOKYO - Kementerian Transportasi Jepang berencana menerapkan kebijakan untuk mengurangi emisi karbon dioksida yang dihasilkan oleh kereta dengan beralih dari bahan bakar solar ke biofuel, secepatnya tahun fiskal 2025 yang dimulai April mendatang.

Dalam rapat pejabat bisnis perkeretaapian pada Kamis (17/10), Kementerian Transportasi menjelaskan kebijakannya untuk beralih secara bertahap dari bahan bakar solar ke bahan bakar bio yang terbuat dari euglena dan minyak goreng bekas.

Operator-operator besar Jepang telah mengembangkan kereta yang menggunakan sel bahan bakar hidrogen. Namun, pihak operator menghadapi tantangan berupa tingginya biaya dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk penggunaan komersial.

"Dibandingkan sel bahan bakar hidrogen, biofuel dapat langsung digunakan di semua kereta yang telah ada, tanpa modifikasi besar pada peralatan," lapor kantor berita NHK, Jumat (18/10).

Sejak September, pemerintah telah melakukan uji coba kereta komersial menggunakan biofuel di Jalur Gantoku milik Perusahaan Kereta Jepang Barat (JR West) di Prefektur Yamaguchi.

Kementerian berencana membagikan hasil uji coba tersebut dengan perusahaan kereta. Kementerian juga menargetkan untuk mempelajari cara menyederhanakan prosedur bagi operator kereta untuk memperkenalkan penggunaan biofuel. NHK/I-1

Baca Juga: