TOKYO - Kementerian Luar Negeri Jepang berencana untuk mulai menerapkan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan drone untuk membantu membersihkan ranjau di negara-negara berkembang. Langkah ini merupakan bagian dari program Bantuan Pembangunan Resmi (ODA).

Sebuah panel penasihat yang membahas penggunaan sains dan teknologi untuk urusan luar negeri menyusun proposal dan menyerahkannya kepada Menteri Luar Negeri Yoko Kamikawa pada Kamis (16/5) lalu.

"Proposal tersebut menyatakan bahwa kemajuan sains dan teknologi Jepang harus digunakan secara aktif dalam ODA untuk menyelesaikan permasalahan di negara-negara berkembang. Dikatakan bahwa keahlian tersebut harus diterapkan di bidang lingkungan hidup, energi, mitigasi bencana, dan perdamaian," lapor kantor berita NHK, Senin (20/5).

Menlu Kamikawa mengatakan teknologi ini akan pertama kali diterapkan dalam pembersihan ranjau.

Jepang memiliki pengetahuan tersebut setelah terlibat dalam proyek pembersihan ranjau di negara-negara seperti Kamboja. Perusahaan-perusahaan Jepang baru-baru ini meneliti prosedur menggunakan teknologi AI dan drone.

Para pejabat mengatakan ada harapan tinggi dari Ukraina dan negara-negara lain. Mereka berencana membangun sistem untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh di luar negeri untuk memajukan inovasi teknologi di Jepang.

Anggaran ODA Jepang untuk tahun fiskal ini berkurang dari angka puncaknya, menjadi sekitar 565 miliar yen. Kementerian itu pun berencana untuk terus mempertimbangkan cara-cara efektif mengimplementasikan ODA. NHK/I-1

Baca Juga: