TOKYO - Jepang dilaporkan akan mulai melepaskan gelombang kedua air limbah dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima yang lumpuh mulai minggu depan, sebuah pengumuman yang membuat marah Tiongkok dan negara-negara lain saat itu dilakukan pada Agustus.

Dikutip dari Agence France-Presse (AFP), pada 24 Agustus, Jepang mulai membuang sebagian dari 1,34 juta ton air limbah yang terkumpul sejak tsunami yang melumpuhkan fasilitas tersebut pada tahun 2011 ke Pasifik.

"Inspeksi setelah pelepasan pertama telah selesai. Pelepasan (kedua) akan dimulai pada 5 Oktober," kata Tokyo Electric Power Company (Tepco), di Tokyo, Kamis (29/9)

Seperti dikutip dari Antara, setelah pelepasan pertama yang berakhir pada 11 September, Tiongkok melarang semua impor makanan laut Jepang, meskipun Tokyo bersikeras bahwa tindakan tersebut tidak menimbulkan risiko.

Sedangkan Russia, yang hubungannya dengan Jepang juga tidak baik, dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk menerapkan larangan makanan laut.

Pada tahap pertama, sekitar 7.800 ton air dibuang ke Samudera Pasifik dari total rencana 1,34 juta ton. Jumlah yang dilepaskan pada tahap pertama cukup untuk mengisi lebih dari 500 kolam renang Olimpiade.

Tepco mengatakan air limbah itu telah disaring dari semua unsur radioaktif kecuali tritium, yang berada dalam tingkat aman. Pandangan itu didukung oleh badan atom PBB.

Disuarakan di PBB

Tiongkok menuduh Jepang menggunakan laut seperti "saluran pembuangan". Tuduhan serupa juga yang disuarakan di PBB pekan lalu oleh Perdana Menteri Manasseh Sogavare dari Kepulauan Solomon, yang telah menjalin hubungan dekat dengan Beijing.

Pelepasan tersebut, yang diperkirakan akan memakan waktu puluhan tahun untuk diselesaikan, bertujuan memberikan ruang untuk mulai menghilangkan bahan bakar radioaktif dan puing-puing yang sangat berbahaya dari reaktor yang rusak.

"Seperti pada pelepasan pertama, kami akan terus memantau kadar tritiumnya. Kami akan terus memberikan informasi kepada masyarakat dengan cara yang mudah dipahami berdasarkan bukti ilmiah," kata pejabat Tepco, Akira Ono kepada wartawan.

Meskipun Tiongkok melarang impor makanan laut dari Jepang, kapal-kapal Tiongkok dilaporkan terus menangkap ikan di lepas pantai Jepang di wilayah yang sama dengan tempat kapal-kapal Jepang beroperasi.

Sementara itu, Duta Besar Amerika Serikat untuk Jepang, Rahm Emanuel, pekan lalu mengunggah foto-foto yang menurutnya adalah kapal nelayan Tiongkok di lepas pantai Jepang pada 15 September.

"Mereka bilang sebuah gambar dapat mewakili ribuan kata. Kapal Tiongkok yang menangkap ikan di lepas pantai Jepang pada tanggal 15 September, terkena embargo makanan laut Tiongkok dari perairan yang sama," kata Emanuel di platform media sosial X.

Baca Juga: