JAKARTA - Gerbong perwira di tubuh TNI kembali bergerak setelah Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto kembali melakukan mutasi, rotasi dan promosi sejumlah perwira tinggi. Tercatat ada 80 perwira yang dirotasi, dimutasi, dan mendapat promosi.

Menurut Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Laut Edys Riyanto dalam keterangannya mengatakan, 80 perwira yang dimutasi dan mendapat promosi ini terdiri dari 46 Pati TNI AD, 15 Pati TNI AL dan 19 Pati TNI AU. Mutasi dan promosi dalam rangka memenuhi kebutuhan organisasi dan pembinaan karier serta mengoptimalkan pelaksanaan tugas-tugas TNI yang semakin kompleks dan dinamis.

"Mutasi dan promosi ini berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/435/V/2021 tanggal 25 Mei 2021 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan Tentara Nasional Indonesia," katanya.

Di antara perwira tinggi tersebut, ada beberapa jenderal yang dimutasi menjadi perwira tinggi di Mabes TNI dalam rangka masa pensiun. Salah satunya adalah Letjen Doni Monardo. Jenderal bintang baret merah ini sebelumnya menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus sebagai Ketua Satgas Covid-19.

Letjen Doni dimutasi menjadi Pati Mabes TNI karena sebentar lagi akan pensiun. Posisinya di BNPB digantikan Letjen Ganip Warsito yang sebelumnya menjabat Kepala Staf Umum TNI (Kasum TNI). Sementara jabatan Kasum TNI akan diisi oleh Letjen Eko Margiyono yang sebelumnya memegang posisi sebagai Pangkostrad.

Siapa Letjen Doni Monardo, perwira didikan baret merah ini? Berikut sekelumit jejak karir sang jenderal yang Koran Jakarta rangkum dari berbagai sumber.

Letjen Doni lahir di Cimahi, Jawa Barat pada 10 Mei 1963. Doni merupakan putra dari pensiunan perwira menengah Polisi Militer. Sang ayah bernama Nasrul Saad. Pensiun dengan pangkat terakhir Letkol CPM Nasrul Saad.

Doni mulai merintis karier militernya sejak lulus dari Akademi Militer pada tahun 1985. Di Korps Baret Merah, Kopassus, Doni mulai merajut jenjang karirnya hingga bintang tiga bertengger di pundaknya. Di Kopassus, pasukan elit TNI AD ini, Doni mulai merintis karir militernya dengan pertama kali memegang jabatan sebagai Danyon-11 Grup-1/Kopassus. Kemudian jadi Danyonif 741/Satya Bhakti Wirottama. Tahun 2001, ia ditarik ke Paspampres untuk memegang posisi Dandenma Paspampres hingga tahun 2003.

Setelah itu menjabat Katim Analis Intel Kolakoops TNI yang dipegangnya sampai tahun 2004. Lalu ditarik kembali ke Paspampres untuk memegang jabatan Waasops Danpaspampres.

Usai bertugas di Paspampres, Doni ditugaskan menjadi Danbrigif Linud 3/Tri Budi Mahasakti. Dan kembali ke Paspampres pada tahun 2008. Kali ini ia dipercaya menjadi Komandan Grup A Paspampres. Jabatan sebagai Dan Grup A Paspampres dipegangnya hingga tahun 2010, sampai akhirnya ia dipromosikan menjadi Danrem 061/Surya Kencana.

Selesai bertugas jadi Danrem, Doni kembali balik kandang, bertugas di Kopassus. Jabatan Wadanjen Kopassus dipercayakannya padanya pada tahun 2011. Doni jadi Wadanjen sampai tahun 2012. Setelah itu didapuk jadi orang nomor satu di Paspampres alias jadi Danpaspampres.

Dari Paspampres, Doni kembali ke Kopassus. Jabatan sebagai orang nomor satu di Korps Baret Merah atau Danjen Kopassus pun dipegangnya. Ia jadi Danjen Kopassus sampai tahun 2015. Setelah itu, Doni ditugaskan ke Maluku untuk memegang tongkat komando sebagai Pangdam XVI/Pattimura sampai tahun 2017.

Dari Maluku, Doni ditarik ke Jawa. Di Pulau Jawa, jabatan strategis menantinya yakni sebagai Pangdam III/Siliwangi. Doni jadi Pangdam Siliwangi hingga 2018, sebelum akhirnya didapuk jadi Sesjen Wantannas. Dan pada tahun 2019, Doni yang sudah berpangkat Letjen atau jenderal bintang tiga ini dilantik jadi Kepala BNPB.

Kini, menjelang masa pensiunnya tiba, posisi Doni di BNPB digantikan yuniornya Letjen Ganip Warsito yang sebelumnya menjabat Kasum TNI. Sang Jenderal Baret Merah ini pun sebentar lagi akan pensiun. Akan purna tugas dari dinas militernya.

Baca Juga: