JAKARTA - Ada fakta menarik tentang sosok Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto, mantan Panglima TNI di era Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) jadi Presiden RI. Sang jenderal angkatan darat ini, menjadi Panglima TNI tanpa sekali pun menjabat sebagai Pangdam.

Padahal biasanya, Panglima TNI dari Angkatan Darat, setidaknya pernah mencicipi posisi sebagai Panglima Kodam dalam karir militernya. Jenderal kelahiran Purworejo, Jawa Tengah, 29 April 1947 ini salah satu pengecualian. Ia sama sekali tak pernah jadi Pangdam.

Karir Endiartono ini agak mirip dengan Jenderal LB Moerdani, yang jadi Panglima TNI tanpa pernah jadi Pangdam. Seperti apa jejak karir Jenderal Endiartono ini?

Berikut jejak karir Jenderal asal Purworejo hingga melesat ke puncak pimpin TNI yang Koran Jakarta rangkum dari berbagai sumber.

Jenderal Endriartono merupakan lulusan Akabri (Akmil) tahun 1971. Ia mulai merintis karir di Kostrad. Jabatan pertama yang dipegangnya adalah Komandan Peleton Bantuan A/ Yonif Linud 305 Kostrad. Kemudian ia ditunjuk jadi Komandan Kompi B/ Yonif Linud 328 Kostrad pada tahun 1976.

Dari tahun 1976 sampai 1979, Endiartono dipercaya menjadiKomandan Kompi C Yonif Linud 330 Kostrad. Lalu menjadi Kepala Seksi Operasi Yonif Linud 330 Kostrad, Kepala Staf Instansi Operasi 330 Kostrad dan Guru Militer Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD).

Usai bertugas di Secapa AD, Endiartono kembali ke Kostrad dengan menjabatKomandan Batalyon Infanteri (Danyonif) 514 Kostrad. Dan, dari tahun 1988 sampai 1989, Endiartono memanggul tugas Negara sebagaiKomandan Kontingen Garuda IX.

Selesai bertugas di luar negeri, Endiartono kembali ke Kostrad. Di pasukan pemukul terbesar ini, Endiartono memegang jabatan barunya sebagai Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17 Kostrad. Kemudian ditarik ke Kodam Jaya menjadi Asisten Operasi (Asops) Kasdam Jaya.

Setelah itu, diangkat jadi Komandan Komando Resor Militer 173 Kodam VIII/Trikora. Kemudian ditarik lagi ke Kostrad untuk memangku jabatan sebagaiKepala Staf Divisi Infanteri 1/Kostrad.

Tahun 1996, Endiartono dipercaya untuk mengisi posisi Wakil Asisten Perencanaan Umum Panglima ABRI (Waasrenum Pangab. Setelah itu dipromosikan menjadi Wakil Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Darat (Waasops KSAD) dari tahun 1996 sampai 1997.

Selesai bertugas sebagai Waasops KSAD, Endiartono ditarik ke Istana, untuk mengisi posisi sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres). Jabatan ini dipegangnya dari tahun1997 sampai 1998.

Setelah itu, ia dipromosikan menjadi Asisten Operasi Kepala Staf Umum (Asops Kasum) TNI. Karirnya terus menanjak. Tahun 1999, ia ditunjuk menjadi Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI (Sesko TNI) yang dipegangnya sampai tahun 2000.

Bintangnya kian bersinar, saat Endiartono didapuk jad Wakil Kepala Staf TNI AD (Wakasad) pada tahun 2000. Peluang jadi KSAD pun terbuka lebar. Benar saja, pada tahun 2000, Endiartono diangkat jadi KSAD. Jabatan sebagai orang nomor satu di TNI AD ini dipegangnya sampai tahun 2002. Sampai kemudian, di tahun 2002, ia menyempurnakan karir militernya. Di tahun ini, Endiartono ditunjuk Presiden Megawati sebagai Panglima TNI.

Cukup lama Endiartono jadi Panglima TNI. Sebab, di era SBY, pengganti Megawati, Endiartono juga masih dipercaya menjadi Panglima TNI. Tahun 2006, baru ia mengakhiri tugasnya sebagai orang nomor satu di TNI.

Baca Juga: