Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa menjawab pertanyaan sudah ada atau tidaknya pembahasan terkait sosok pengganti dirinya di kursi kepemimpinan TNI bersama Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, Presiden Jokowi biasanya menentukan keputusan tersebut dalam waktu mendadak tanpa pembahasan sejak jauh hari.

"Sejauh pengalaman saya, Presiden itu nggak pernah jauh-jauh hari ngomong, beliau pasti mendadak," kata Andika di Istana Merdeka, Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu (5/10).

Andika mengaku tidak ingin berspekulasi apa pun mengenai sosok calon panglima TNI, yang akan menggantikan dirinya pada Desember mendatang. Meski masa jabatannya sebagai Panglima TNI akan habis pada akhir tahun ini, Andika mengaku belum memiliki persiapan khusus menjelang pensiun.

Ketika disinggung soal wacana perpanjangan masa jabatannya sebagai Panglima TNI hingga 2024, Angika enggan berkomentar.

"Nggak jawab saya," ucapnya.

Namun, tambahnya, sebagai prajurit dia akan melaksanakan dengan baik apa pun perintah Presiden Jokowi.

"Ya apa pun perintahnya, saya laksanakan," kata lulusan Akademi Militer tahun 1987 itu.

Andika Perkasa dilantik Presiden Jokowi menjadi Panglima TNI pada 17 November 2021, sesuai dengan Surat Keputusan Presiden Nomor 106/TNI 2021. Andika saat itu menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto.

Menurut Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, usia pensiun prajurit paling tinggi ialah 58 tahun bagi perwira dan 53 tahun bagi bintara dan tamtama. Andika lahir pada 21 Desember 1964 atau 57 tahun lalu, dan pada 21 Desember 2022 dia akan berusia 58 tahun atau memasuki pensiun.

Saat ini, ada tiga kepala staf dari tiga matra TNI yang berpeluang menjadi calon panglima TNI, yakni Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasau) Laksamana Yudo Margono, dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.

Baca Juga: