TANGERANG - Kecelakaan pesawat Sam Air di Marisa, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, Minggu (20/10), mengakibatkan beberapa penumpang tewas, termasuk sang pilot, Kapten Muhammad Saefurubi A. Jenazah pilot ini dimakamkan di TPU Asalam, Curug Wetan, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, Senin (21/10).

"Jenazah dimakamkan di pemakaman keluarga di Curug Wetan," jelas salah satu kerabat korban, Abu Asirin, di Tangerang, Senin. Abu menyampaikan, jenazah korban tiba di rumah duka pukul 13.25 WIB. Dia disambut kerabat dan keluarga. Menurut Abu Asirin, jenazah korban tiba di rumah duka pukul 13.25 WIB. Para korban adalah pilot Saefurubi, kopilot Arthur V G, teknisi Budijanto, dan penumpang Sri Meyke Male.

Pemulangan jenazah Pilot Sam Air ke keluarga di Panongan, Kabupaten Tangerang, melalui Bandara Djalaluddin, Gorontalo, dengan pesawat Batik Air, Senin pagi. Jenazah Saefurubi bisa dipulangkan setelah berhasil diidentifikasi. Hasilnya dilaporkan kepada keluarga Minggu (20/10). Kapten Saefurubi meninggal dalam usia 43 tahun. Dia meninggalkan istri dan tiga anak: satu perempuan (12), satu laki-laki (8), dan satu masih dalam kandungan. Abu Sirin mengungkapkan, keluarga mendapat kabar sang kapten meninggal pada hari Minggu (20/10) siang, setelah ada berita kabar terjadinya insiden kecelakaan pesawat di Gorontalo.

Sebelumnya, Kepala Kantor SAR Gorontalo, Heriyanto, melaporkan ada kecelakaan pesawat udara tipe PK SMH dengan nama Sam Air berwarna putih di Marisa, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, Minggu (20/10). "Informasi dari Airnav Makassar bahwa pada pukul 07.03 pesawat Sam Air berangkat dari Bandara Djalaluddin Gorontalo menuju Bandara Panua Pohuwato," ucapnya.

Sebanyak tiga jenazah korban kecelakaan pesawat Sam Air diterbangkan ke Jakarta menggunakan maskapai Batik Air dari Bandara Djalaluddin, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Senin. Kepala Bandara Djalaluddin Gorontalo, Joko Harjani, menyatakan setelah tiba di Jakarta, jenazah dibawa ke Tangerang dan Kalimantan untuk diserahkan ke keluarga.

"Pilot dan co-pilot dibawa ke Jakarta. Kemudian teknisinya setiba di Jakarta, lanjut ke Balikpapan. Dari Gorontalo jenazah diterbangkan menggunakan Batik Air," jelas Joko. Menurutnya, sebelum jenazah diberangkatkan, dilakukan prosesi pelepasan. Kegiatan pelepasan dihadiri Pj Gubernur Gorontalo, petugas Bandara Djalaluddin, keluarga korban, Sam Air, Balai Karantina Kesehatan, TNI, dan Polri.

Joko menuturkan, terus koordinasi dan komunikasi dengan keluarga korban. Itu dimulai saat proses evakuasi, pemandian jenazah, pemindahan dari RS Bumi Panua ke RS Bhayangkara, dan penerbangan ke Jakarta. Ant/G-1

Baca Juga: