JAKARTA - Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman, mengimbau para jemaah haji unguk tetap disiplin protokol kesehatan (prokes). Pelaksanaan ibadah haji masih dalam situasi Pandemi Covid-19 sehingga jemaah juga harus bisa mencegah penularan penyakit.

"Kita ini di masa masih pandemi dengan ada risiko penyakit lain, terutama yang kita hindari penularan penyakit dari udara dan makanan," ujar Dicky kepada Koran Jakarta, Jumat (3/6).

Dicky yang pernah menjadi petugas kesehatan haji menuturkan, prokes seperti mengenakan masker diutamakan saat ibadah haji, bahkan sebelum pandemi. Menurutnya, para jemaah juga harus mengikuti tiap saran dari para petugas haji, terutama para tenaga kesehatan.

Dia juga meminta para jemaah untuk mempersiapkan dan menggunakan peralatan dan kebutuhan pribadi. Menurutnya, penggunaan kebutuhan bersama justru berpotensi menjadi media penularan.

"Mungkin sekarang sudah lebih ditata, contoh dulu ada orang minum air zam-zam pakai gelas yang sudah dipakai orang lain. Nenghindari pemakaian bersama ini penting untuk sendiri dan tidak berpotensi jadi penularan penyakit," jelasnya.

Relatif Aman
Lebih lanjut, Dicky menilai, ibadah haji tahun ini relatif aman, meski dalam situasi pandemi Covid-19. Cakupan vaksinasi serta protokol kesehatan di Arab Saudi cukup baik.
Di sisi lain, syarat dan ketentuan ibadah haji juga disesuaikan. Selain pengurangan kuota, persyaratan seperti batas usia, dua dosis vaksinasi, dan hasil PCR 72 jam juga sudah sesuai untuk mencegah risiko penularan.

Sementara itu, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Budi Sylvana, mengungkapkan, tiga langkah pokok bagi jemaah haji beribadah di situasi pandemi. Pertama, para jemaah haji diminta tetap menerapkan prokes.

Kedua, terkait dengan suhu ektrem, para jemaah disarankan untuk menghindari paparan panas di luar gedung. Jemaah harus selalu menggunakan APD seperti topi, sun block, kacamata hitam, sering menyemprotkan tubuh dengan cairan yang diberikan.

Baca Juga: