QUITO - Walikota sebuah kota di Ekuador mengatakan, Sabtu (19/8), dia korban percobaan pembunuhan, sehari sebelum pemungutan suara dalam pemilihan umum.

Walikota La Libertad Francisco Tamariz mengatakan dia lolos tanpa cedera dari serangan Jumat malam. Orang-orang bersenjata melepaskan 30 tembakan ke kendaraannya.

"Mereka mencoba membunuh saya," kata Tamariz di X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter. Beberapa orang menyaksikan peristiwa penembakan itu.

Dalam unggahan di Facebook berikutnya, Tamariz mengatakan dia kembali pada Jumat tengah malam dari Guayaquil terdekat ketika dua pria bersenjata keluar dari mobil polisi dan menembaki mobil van lapis bajanya.

"Hanya dalam hitungan detik, mereka menembaki kendaraan itu dengan peluru... tanpa pernah bertanya siapa yang ada di dalamnya," katanya di unggahan Facebook. Ia muncul dengan rompi antipeluru bersama istrinya yang berada di dalam van bersamanya di lokasi.

Ekuador akan menggelar pemilihan presiden pada Minggu setelah kampanye yang diwarnai peristiwa pembunuhan seorang kandidat presiden utama yang berjanji akan mengatasi pelanggaran hukum yang melanda negara itu.

Negara kecil di Amerika Selatan itu dalam beberapa tahun terakhir menjadi tempat bermain bagi mafia narkoba asing yang berusaha mengekspor kokain, memicu perang brutal antara geng-geng lokal.

Tingkat peristiwa pembunuhan melonjak melebihi Meksiko dan Kolombia. Pembunuhan beberapa politisi menjelang pemungutan suara menekankan tantangan yang dihadapi para pemimpin Ekuador.

Yang paling terkenal di antara mereka adalah kandidat presiden dan pejuang antikorupsi Fernando Villavicencio, yang ditembak mati di siang bolong saat meninggalkan rapat umum politik beberapa hari menjelang pemungutan suara.

Dan dalam perkembangan lain, calon presiden sayap kanan, Otto Sonnenholzner, mengatakan pada Sabtu di X, dia telah menyaksikan penembakan saat sarapan bersama keluarganya di Guayaquil.

"Terima kasih Tuhan, kami semua baik-baik saja, tapi kami menuntut penyelidikan atas apa yang terjadi," kata mantan wakil presiden Ekuador itu.

Dia mengatakan merasa "tersakiti oleh ketakutan dan ketidakberdayaan yang saya lihat di mata semua orang yang hadir." Dia mendesak negara untuk "mengubah arah" dalam pemilihan hari Minggu.

Baca Juga: