JAKARTA - Menjelang HUT ke-76 TNI, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Yudo Margono memimpin ziarah serentak di lima Taman Makam Pahlawan. Dalam acara ziarah serentak di lima Taman Makam Pahlawan ini, Kasal didampingi Ketua Umum Jalasenastri Ny Vero Yudo Margono.

"Kelima tempat TMP yang diziarahi yakni, Taman Makam Pejuang Bumi Wana Samudera Kalibakung yang dipimpin langsung Kasal dan dihadiri Wakasal Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono dan para Perwira Tinggi TNI AL," kata Dinas Penerangan TNI AL (Dispenal) dalam keterangannya yang diterima Koran Jakarta, Senin (4/10).

Kemudian, ziarah ke TMP Samudra Kuningan yang dipimpin Pangkoarmada I Laksamana Muda TNI Arsyad Abdullah, TMP Penggarit Pemalang dipimpin Aspers Kasal Laksamana Muda TNI Irwan Achmadi dan TMP Prawira Reksa Negara Pekalongan dipimpin Pangkoarmada II Laksamana Muda TNI Dr. Iwan Isnurwanto. Serta TMP Kadilangu Batang dipimpin Komandan Korps MarinirMayor Jenderal TNI (Mar) Suhartono.

"Keberadaanlima TMP tersebut bersemayam jasad para pejuang dan pendahulu TNI yang gugur di zaman Perang Revolusi Kemerdekaan dan khususnya para prajurit-prajurit ALRI khususnya Wilayah Corps Armada III - Cirebon, dan Eks Wilayah Corps Armada IV - Tegal," kata Dispenal dalam keterangannya.

Khusus ziarah di Taman Makam Bumi Wana Samudera Kalibakung yang dipimpin Kasal ini, kata Dispenal, merupakan makam para pejuangTNI AL (ALRI waktu itu) dan ulama. TMP ini merupakan makam pindahan para pejuangTNI AL, ulama dan santri serta masyarakat yang berkolaborasi berjuang mempertahankan kemerdekaan RI sekitar tahun 1947 di wilayah Tegal.

"Jasad para pejuang ini sebelumnya berada di bukit Tempeh dimana para pejuang ini gugur dieksekusi pihak Belanda," kata Dispenal.

Kisah gugurnya para pejuang ini, lanjut Dispenal, bermula saat tentara (ALRI) berkolaborasi dengan ulama dan santri melakukan perlawanan sengit terhadap Belanda. Tentara Belanda pun dengan segala cara untuk membungkam perlawanan ini.

"Salah satu caranya menangkap 2 ulama, 10 santri dan 4 prajurit ALRI setelah diinterogasi, mereka dibawa di bukit Tempeh, dieksekusi mati dimasukkan dalam kuburan yang sebelumnya digali mereka sendiri atas paksaan Belanda," kata Dispenal.

Menurut Dispenal, makna dan pesan yang diambil dari kegitan ziarah ini, meskipun para pejuang ini telah mati dan jasadnya telah menyatu dengan bumi pertiwi, mereka gugur sebagai pejuang demi mempertahankan eksistensi bangsa dan negara. Jasad para pejuang ditempatkan di Bumi Wana Samudera ini agar para generasi penerus bisa meneladani perjuangan dan pengorbanan para pahlawan guna mewujudkan Indonesia yang jaya.

"Pesan lain untuk generasi muda penerus bangsa bahwa menghormati para pahlawan ibarat meskipun menimbun para pejuang kuburannya dengan pasir dari emas tidak akan sebanding dengan perjuangan dan pengorbanannya," kata Dispenal.

Selain itu pelajaran yang dapat dipetik dari mengenang perjuangan para pahlawan ini yakni, ibarat sehelai rumput kering dan sebutir pasir di tanah air ini adalah sebuah kehormatan yang harus dipertahankan demi tetap tegaknnya NKRI. Hal ini tersirat bahwa keutuhan wilayah NKRI harus dipertahankan dari bentuk ancaman dan gangguan dari pihak lain.

Kasal mengatakan sebelumnya makam-makam para pejuang tersebar dimana-mana. Atas saran dari para ulama, Pemerintah Daerah dan masyarakat, makam ini dijadikan satu menjadi Taman Makam Pejuang diantaranya di Kalibakung. Selain itu, Kasal menyampaikan bahwa para pejuang Angkatan Laut dulu berjuang bersama-sama para ulama untuk membela negara.

"Ada beberapa yang gugur di antaranya para ulama yakni K.H. Muhammad Syafei Bin Mukti dan H. Yahya bin Sejan yang di Kalibakung ini. Sebagai generasi penerus supaya kita selalu mengenang jasa-jasa pejuang, dan harus meneruskan perjuangan mereka, dalam bergiat mengisi kemerdekaan dimasa yang akan dating," tutur Kasal.

Sementara itu, Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya sebelum memimpin doa bersama menyampaikan bahwa, di dalam setiap tamanpahlawan itu ada spirit pluralisme.

"Kita mengenal siapa pahlawan kita dari segala sudut agama kumpul di TMP. Dengan mengenal para pahlawan-pahlawan bangsa, yakin akan tumbuh generasi-generasi muda yang memiliki jiwa patriotisme, menjaga harga diri bangsa, memiliki jati diri bangsa yang akan menjaga kehormatan bangsa, karena disitulah lebih memperkokoh memperkuat ketahanan nasional," ujarnya.

Baca Juga: