Siapa yang tak suka melihat air terjun? Formasi geologi dari arus air di ketinggian yang mengalir melalui bebatuan yang mengalami erosi. Saat jatuh ke bawah, menimbulkan percikan air halus ke segala arah disertai bunyi gemuruh yang khas.

Sebagai negara dengan jajaran pegunungan dan lembah, negeri kita memiliki ratusan air terjun, hampir tak terhitung jumlahnya. Bila Anda penggemar wisata ini, salah satu destinasi air terjun yang wajib masuk daftar adalah Air Terjun Madakaripura yang terletak di Desa Negororejo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Berada di lingkup Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, air terjun setinggi 200 meter ini merupakan air terjun tertinggi di Pulau Jawa dan tertinggi kedua di Indonesia.

Selain karena ketinggiannya, Air Terjun Madakaripura terkenal akan keindahannya karena berada di lembah batuan berbentuk seperti gelas raksasa yang menjulang. Ngarai bebatuan yang melingkar tersebut membuat air yang mengalir dari anak Sungai Lawean tersebut membentuk beberapa aliran air terjun, dengan yang satu yang utama, berbentuk sepertiga lingkaran.

Para wisatawan sendiri diharapkan memiliki stamina yang cukup, karena mulai dari pintu masuk tempat membeli karcis, setiap orang harus trekking pada sebuah jalur yang agak naik turun, dengan waktu antara 30 menit sampai 40 menit. Namun kondisi jalur tersebut cukup baik, dengan beberapa titik oleh pengelola ditanami tumbuhan bunga berwarna-warni.

Salah seorang pengunjung bernama Hanifah, mengaku terpesona dengan keindahan Air Terjun Madakaripura, meskipun jalan menuju wisata tersebut cukup sulit dan melelahkan.

"Kami harus berhati-hati saat menuju ke Air Terjun Madakaripura karena berada di daerah perbukitan dan kanan-kiri terdapat jurang yang cukup dalam, namun kelelahan itu terbayar sudah saat melihat keindahan air terjun yang luar biasa," ucap wisatawan asal Surabaya itu.

Bagi Anda yang enggan terkena air, sebaiknya menunggu di pintu masuk, karena untuk menikmati keindahan Madakaripura harus satu paket dengan keadaan basah kuyup.

Namun tak perlu khawatir, banyak warga setempat yang menjajakan jas hujan berbahan plastik dengan harga 10 ribu rupiah.

Setelah menempuh jalur trekking dan sampai pada sebuah jembatan kecil, petualang dimulai. Keunikan air terjun tipe horsetail ini adalah untuk mencapainya, kita harus melewati sebuah parit dengan air pegunungan yang dingin, mengalir setinggi mata kaki.

Parit yang yang dipenuhi batu kali nan licin ini diapit dan dikelilingi oleh dinding tebing-tebing curam, bebatuan hitam yang dialiri oleh percikan belasan air terjun mini yang mendominasi jalan masuknya. Pada beberapa titik, guyuran anak-anak air terjun ini membentuk seperti tirai tipis yang berkilauan memantulkan nuansa sekitarnya.

Setelah sekitar 10 menit menaklukkan jalan masuk ini, perjuangan Anda akan dibayar oleh keindahan lanskap alam yang luar biasa. Pengunjung akan dibuat takjub oleh skala air terjun yang begitu megah, seperti memeluk sudut pandang setiap wisatawan yang menatap ke arahnya.

Suara air yang jatuh dari ketinggian begitu keras, membuat para wisatawan harus setengah berteriak untuk bicara satu sama lain.

Untuk mendapatkan spot foto terbaik, pengunjung diharapkan mencapai ujung ceruk dari lorong tebing tersebut. Pada gang buntu tersebut, wisatawan bisa mendapatkan sudut pandang paling luas.

Objek wisata yang dibuka sejak 1986 ini mematok harga tiket tanda masuk yang bersahabat yaitu cukup 11 ribu rupiah per orang.

Datang Pagi Hari

Waktu terbaik untuk mengunjungi tempat wisata ini adalah pada pagi hari. Selain cuaca yang masih sejuk dan masih sepi akan pengunjung, kita akan mempunyai waktu yang panjang untuk berada di lokasi air terjun.

Sebagai catatan, wisatawan diharapkan berhati-hati dan mematuhi petunjuk yang diberikan oleh pihak pengelola. Terutama saat musim hujan, jika debit air terjun mendadak naik, wisatawan harus segera meninggalkan lokasi karena aliran air yang deras pada lokasi penuh tebing dan batuan tersebut dapat membahayakan pengunjung.

Namun, pihak pengelola telah membangun pos pantau untuk mengawasi debit anak Sungai Lawean tersebut. Jika keadaan sedang hujan atau air sedang pasang, maka petugas akan menginformasikan pada pengelola yang berada di kawasan air terjun utama, untuk segera mengevakuasi para wisatawan.

Untuk jalur menuju Air Terjun Madakaripura, wisatawan bisa naik bus menuju Terminal Probolinggo. Dari Probolinggo, Anda bisa langsung naik angkot yang memang melayani perjalanan menuju ke Air Terjun Madakaripura. Pilihlah angkutan umum dengan jurusan Lumbang-Bromo.

Setelah sampai di Kecamatan Lumbang, Anda harus pindah angkutan umum lagi. Atau bisa juga dengan menggunakan ojek untuk menuju ke lokasi Air Terjun Madakaripura.

Bila menggunakan kendaraan pribadi, Anda bisa menempuh jalur Probolinggo-Bromo menuju Tongas. Dari Tongas ini kemudian anda akan bertemu dengan pertigaan Sukapura. Pilih arah belok kanan menuju Kecamatan Lumbang, perjalanan akan ditempuh sekitar 30 menit. Setelah sampai di Lumbang, Anda menuju ke arah Pasar Lumbang, kemudian pilih arah belok kanan menuju Air Terjun Madakaripura. SB/I-1

Baca Juga: