Terasering Panyaweuyan oleh platform perhotelan dan akomodasi wisata RedDoorz masuk dalam 5 wishslist setelah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berakhir. Lokasi terasering tersebut berada di Desa Sukasari Kidul, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Jarak menuju lokasi ini dari Jakarta mencapai sekitar 213 kilometer. Sedangkan waktu tempuh lewat tol Cikopo-Palimanan menurut perhitungan Google Maps membutuhkan waktu 3 jam 20 menit. Sedangkan dari pusat Kota Majalengka, jaraknya hanya sejauh 23 kilometer.
Terasering Panyaweuyan berada di kaki Gunung Ciremai, gunung tertinggi di Jawa Barat dengan puncaknya mencapai ketinggian 3.078 mdpl. Berada di kaki gunung tempat tersebut menawarkan perpaduan pemandangan pegunungan dan lembah, dengan hamparan hijau perkebunan sayur-mayur.
Keunggulan destinasi wisata yang mulai popular pada 2017 yaitu menawarkan pemandangan pertanian terasering yang sangat luas. Perkebunan sayur bertingkat-tingkat itu menjadi penyegar setelah pengunjung setelah terkurung lumayan lama selama PPKM.
Terasering sendiri merupakan suatu pola atau teknik bercocok tanam dengan sistem bertingkat atau berteras-teras sebagai upaya pencegahan erosi tanah. Model ini biasanya diterapkan pada wilayah pegunungan dengan kondisi kemiringan cukup terjal hingga ekstrem.
Berbeda dengan terasering Tegalalang di Ubud Bali berupa sawah yang ditanami padi, Terasering Panyaweuyan, berupa perkebunan sayur mayur seperti bawang daun, bawang merah, seledri, kol, sawi, kentang, cabai keriting, dan sejenisnya.
Tanaman-tanaman pertanian dataran tinggi ini memang cocok dibudidayakan di lokasi tersebut. Lokasi perkebunan yang berada pada ketingggian antara 400-2.000 mdpl dengan suhu udara siang hari antara 23-25 derajat Celsius cukup mendukung pertumbuhan.
Namun di samping tanaman sayuran, para petani juga menanam palawija terutama ketika musim kemarau tiba, sehingga mengurangi keindahan pemandangan. Oleh karenanya disarankan untuk datang pada musim hujan atau mencari informasi terlebih dulu untuk kepastian agar tidak kecewa.
"Bulan November dan Desember terasering Panyaweuyan lagi bagus-bagusnya untuk dikunjungi, soalnya sedang memasuki musim tanam bawang daun," ungkap Kepala Seksi Pengelola Pariwisata Disparbud Majalengka, Adi Septia Putra.
Gardu Pandang
Untuk melihat pemandangan dari puncak, kini telah tersedia berupa gardu pandang dari puncak bukit. Selain sebagai tempat paling strategis dalam melihat seluruh bentang alam, gardu tersebut juga menjadi tempat bersantai sambil menikmati pemandangan alam hijau.
Hasil foto dari gardu pandang semakin menarik dengan hijaunya tanaman daun bawang yang khusus ditanam di sekitar lokasi. Perpaduan hijau daun dengan latar pemandangan hijau nan luas, serta pakaian yang dikenakan pengunjung menciptakan warna kontras yang instagramable.
Untuk mencapai gardu pandang, pengunjung harus mendaki anak tangga yang dibuat dari bahan cor. Di kanan kiri tangga tersedia pegangan tangan yang terbuat dari pipa besi, sekaligus untuk menjaga pengunjung dari risiko terjatuh.
Selain gardu pandang fasilitas umum pendukung lain seperti toilet, warung-warung makan dan minuman, dan tempat parkir.
Tiket masuk Terasering Panyaweuyan, dipatok sebesar 5.000 rupiah per orang. Jika membawa mobil dikenakan biaya parkir sebesar 5.000 rupiah, sedangkan tarif parkir sepeda motor 2.000 rupiah.
Jalan ke lokasi yang naik turun, maka disarankan pengunjung perlu memastikan kondisi kendaraannya cukup prima. Bagi wisatawan dari luar kota yang tidak terbiasa dengan kondisi jalan yang menantang, diwajibkan untuk berhati-hati saat berkendara ke lokasi terasering ini. hay/I-1