Turnamen dunia yang diikuti mahasiswa Indonesia menjadi ajang pembuktian bahwa mahasiswa juga telah mampu mengkreasikan sebuah inovasi dan mampu menjawab kebutuhan industri akan teknologi tanpa awak.
Memanfaatkan robot sudah menjadi tren global. Teknologi robot juga terus berkembang untuk mem"back up" aktivitas manusia. Karena itu, teknokrat tak pernah berhenti berinovasi menciptakan dan mengembangkan robot.
Kompetisi robotik juga kian menjamur di seluruh dunia. Indonesia, termasuk yang paling aktif ikut berkompetisi. Salah satunya yang terbaru adalah keberhasiln yang diraih tim mahasiswa Universitas Indonesia (UI).
Akhir Juni 2019 lalu, Tim Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang tergabung dalam Autonomous Marine Vehicle Team UI (AMV UI) berhasil meraih juara 3 dunia pada ajang Kompetisi Robot Kapal Internasional bertajuk "12th AUVSI Roboboat International" yang diselenggarakan di Florida, Amerika pada 17-23 Juni 2019.
Tim AMV UI berhasil mempertandingkan karya inovasi mahasiswa terkait Autonomous Surface Vehicle (ASV) berupa robot kapal atau juga dikenal sebagai kapal tanpa awak. Robot ini mampu bergerak otomatis tanpa campur tangan manusia untuk patroli teritorial lautan yang sulit dimonitor oleh pemerintah.
Sebelumnya robot yang sama ini meraih juara satu di tingkat Asia Tenggara di kompetisiThe 3rdASEAN MATE Underwater Robot Competition. Tim AMV UI beranggotan sebanyak 25 mahasiswa UI yang datang dari berbagai lintas ilmu, di antaranya Teknik Mesin, Teknik Kimia, Teknik Komputer, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan IPA.
Turnamen dunia yang diikuti Tim UI tersebut menjadi ajang pembuktian bahwa mahasiswa juga telah mampu mengkreasikan sebuah inovasi dan mampu menjawab kebutuhan industri akan teknologi tanpa awak. "Tim AMV UI berhasil unggul di antara tim dari dari negara lainnya, seperti America, Puerto Rico, Meksiko, Mesir, dan Indonesia,"ungkap Juru bicara UI, Rifelly Dewi Astuti, dalam keterangan tertulis UI kepada media, pekan lalu.
Seperti apakah robot kapal karya mahasiswa UI ini? Ketua AMV UI Alif Hikmah Fikri menjelaskan, timnya berhasil mengembangkan sebuah robot yang diberi nama Makara 08 Mark II.
"Dalam kompetisi itu, kami tidak hanya diuji dari segi mengelaborasi ilmu STEM (science, technology, engineering, and math), melainkan juga harus mampu melihat dari segi kewirausahaan - di mana produk kami harus mampu memenuhi kebutuhan market,"ungkap mahasiswa Teknik Perkapalan angkatan 2016 itu kala menceritakan pengalamannya saat kompetisi.
Yang membanggakan, robot Makara 08 Mark II ini juga mampu menyelam di bawah air, dan melakukan tugas-tugas yang sulit dan riskan dilakukan manusia. Robot tersebut merupakan sebuah robot bawah laut untuk mengidentifikasi korban kapal tenggelam.
Robot Makara 08 juga bisa melakukan pencarian puing-puing properti yang tenggelam, memudahkan proses pekerjaan inspeksi lambung kapal, dan pekerjaan lainnya yang sulit dan riskan jika dilakukan oleh manusia.
"Makara 08 Mark II mampu menyelam dengan kedalaman 5 meter dan mampu bertahan selama 30 menit. Robot ini dapat ditugaskan untuk inspeksi kondisi bawah air/laut dan dapat menggambarkan kondisi di dalamnya,"papar Alif.
Pada kompetisi tingkat dunia tersebut, robot Makara diuji melakukan beberapa misi yakni Navigation Test, Speed Challange, Find the path, Raise the Flag, dan Automated docking. Tim AMV UI berhasil melakukan misi yang ditentukan dengan cukup baik, di antaranya, mampu membuat kapal yang memiliki kecepatan, radius manuver, material yang mampu menunjang kapal dalam melakukan serangkain misi tersebut.
Bahkan di sebuah sesi khusus, lanjut Alif, Makara 08 Mark II berhasil menuntaskan misi inspeksi waduk dan reparasi, riset saluran air bersih, serta mendeteksi miniatur meriam pra-sejarah dan mengukur diameter, volume, dan beratnya meriam tersebut sebelum dinaikkan ke permukaan air.
Dilengkapi Sensor
Alif menjelaskan, keunggulan lain dari robot Makara 08 Mark II karya tim UI ini adalah memiliki kemampuan image processing secara otomatis, sehingga memudahkan pilot untuk mengidentifikasi biota bawah laut.
Selain itu, image processing juga memudahkan menemukan sebuah retakan pada jalur pipa dan mengukur secara automatis ukuran dari retakan tersebut.
Robot ini juga memiliki sensor suhu dan ph serta memiliki posisi truster yang memudahkan pilot dalam memiringkan posisi ROV, sehingga dapat mengubah orientasi kamera secara cepat.
Selain Makara 08 Mark II,Tim AMV UI juga membuat sebuah drone yang diluncurkan dari atas kapal yang harus bergerak secara autonomous untuk merekam sebuah gambar yang tampak aerial. Gambar ini ditransmisikan ke dalam sistem operasi kapal sehingga sangat menantang untuk dijalankan.
Dengan mengembangkan sebuah Robot Makara 08 Mark II tim tidak hanya diuji dari segi mengelaborasi ilmu STEM (science, technology, engineering, and math), melainkan juga harus mampu melihat dari segi kewirausahaan dimana produknya harus mampu memenuhi kebutuhan market.
"Karena hasil karya kami juga harus mampu diaplikasikan untuk kebutuhan riil di masyarakat,"ungkapnya. Terkait prestasi mahasiswanya, juru bicara UI Riffely Dewi Astuti mengatakan, prestasi ini menunjukkan bahwa kemampuan dan kompetensi mahasiswa UI mampu diperhitungkan di tingkat dunia dan siap bersaing di level global.
Bahkan sebelum berangkat ke USA, Tim AMV UI juga telah berhasil menjadi juara pertama tingkat ASEAN dalam kompetisi "The 3rd ASEAN MATE Underwater Robot Competition.
"Diharapkan pencapaian ini dapat terus meningkatkan kemampuan sivitas akademika UI untuk bersaing di dunia internasional sebagai bentuk perwujudan Indonesia negara unggul dan maju," ungkap Rifelly. yun/E-6