SEOUL - Militer Korea Selatan (Korsel) menyatakan bahwa Korea Utara (Korut) telah menembakkan dua misil balistik ke arah timur pada Senin (1/7) pagi.

Dalam sebuah pesan yang dikirim ke wartawan, Kepala Staf Gabungan (JCS) mengatakan militer mendeteksi misil balistik jarak pendek yang ditembakkan dari daerah Jangyon di Provinsi Hwanghae Selatan pada pukul 05.05 pagi ke arah timur laut dan misil balistik lain yang tidak teridentifikasi diluncurkan pada pukul 05.15 pagi.

Pihak militer tengah menganalisis rincian peluncuran tersebut, termasuk jenis misil yang ditembakkan dan lintasannya.

"Pihak militer telah memperkuat pemantauan dan kewaspadaan terhadap potensi peluncuran tambahan serta mempertahankan postur kesiapan penuh sambil berbagi data misil balistik Korut dengan pihak berwenang Amerika Serikat (AS) dan Jepang," kata JCS.

Kembali Gagal

Peluncuran ini dilakukan lima hari setelah Korut meluncurkan misil balistik dari wilayah Pyongyang ke arah Laut Timur pada Rabu (26/6) lalu. Korut mengklaim telah berhasil melakukan uji coba misil berhulu ledak ganda, namun JCS menepis klaim tersebut dan menyatakan klaim itu berlebihan untuk menutupi kegagalan peluncuran.

Pada Senin, JCS juga menyatakan bahwa salah satu dari misil yang ditembakkan Korut mengalami kegagalan dan diduga misil tersebut jatuh dekat Pyongyang.

"Misil pertama terbang sekitar 600 kilometer dan misil kedua hanya menempuh jarak 120 kilometer. Misil pertama jatuh di perairan dekat Kota Chongjin di timur laut Korut, dan misil kedua kemungkinan jatuh di daratan di wilayah timur Pyongyang," lapor JCS.

Peluncuran misil ini dilakukan setelah Pyongyang pada Minggu (30/6) mengecam latihan militer gabungan yang dilakukan oleh Korsel, Jepang dan AS, dan menyebutnya sebagai "NATO versi Asia" dan memperingatkan konsekuensi fatal atas digelarnya latihan tersebut.

Latihan militer gabungan Freedom Edge yang berlangsung dari 27 Juni hingga 29 Juni itu mencakup latihan untuk persiapan menghadapi misil balistik dan pertahanan udara, perang antikapal selam, dan pelatihan siber defensif.

Latihan gabungan ini juga melibatkan kapal induk bertenaga nuklir AS, kapal perusak berpeluru kendali milik Jepang, dan sejumlah jet tempur KF-16 milik Korsel.KBS/AFP/ST/I-1

Baca Juga: