Peneliti asal Inggris baru-baru ini mengungkapkan peran puluhan perempuan pemecah kode rahasia semasa Perang Dunia II yang walau terlambat diakui dan sering diabaikan dalam buku sejarah, ternyata berjasa besar dalam menjatuhkan kekuasaan Nazi Jerman

Selama Perang Dunia II, puluhan mahasiswi Universitas Cambridge secara rahasia bekerja sepanjang waktu untuk memecahkan kode rahasia Nazi Jerman. Namun baru sekarang ini, "para pahlawan perempuan ini" mendapatkan pengakuan atas jasa-jasanya.

Setidaknya 77 perempuan dari Newnham College secara khusus direkrut ke Bletchley Park, pusat pemecahan kode di utara London, selama konflik itu. Di sanalah, ahli matematika Alan Turing memecahkan kode pesan yang dienkripsi oleh mesin Enigma Nazi, khususnya yang dikirim oleh kapal selam U-boat Jerman di Atlantik Utara.

Para sejarawan secara luas mengakui bahwa Bletchley memainkan peran penting dalam menjatuhkan Adolf Hitler. Namun kisah perempuan Cambridge baru terungkap baru-baru ini berkat penelitian yang dimulai oleh Sally Waugh lima tahun lalu.

Mantan siswa dan guru Newnham berusia 69 tahun ini mengatakan dia ingin menyoroti peran perempuan pada periode ini, yang sering diabaikan dalam buku sejarah.

"Tidak ada seorangpun yang bisa mengucapkan terima kasih," kata Waugh kepadaAFP. "Saya tidak menyangka orang-orang dari Newnham ternyata bekerja di Bletchley Park," imbuh dia.

Suatu hari, Waugh menemukan artikel yang menyebutkan nama teman lamanya, Jane Monroe, yang meninggal pada 2005. Ketika Monroe, seorang ahli matematika dari Newnham, ditanya apa yang telah dia lakukan selama perang, dia menjawab tanpa terpengaruh: "Oh, saya hanya membuat teh saja," kata Waugh.

"Ternyata dia sebenarnya seorang pemecah kode. Dia adalah seorang teman, tapi dia tidak memberitahuku," tutur Waugh.

Monroe tidak dapat berbicara mengenai perannya karena ia telah meneken Undang-Undang Rahasia Resmi, yang membatasi publikasi informasi pemerintah yang dianggap sensitif.

Artikel yang ditulis Waugh tersebut menyebutkan tiga perempuan lain, yang dilacak melalui arsip universitas. "Saya pikir, jika ada empat, saya ingin tahu apakah masih ada lagi?" ucap Waugh. Faktanya, Waugh menemukan sekitar 20 nama lain dan kemudian melakukan referensi silang informasinya dengan Bletchley Park.

Akhirnya Waugh mampu mengidentifikasi hampir 80 perempuan lainnya. Satu-satunya orang yang namanya tercatat dalam sejarah sejauh ini adalah matematikawati Joan Clarke, yang direkrut pada tahun 1940 dan bekerja dengan decoder Enigma dan ilmuwan komputer terkenal Turing, bahkan sempat bertunangan dengan ilmuwan itu.

Clarke menjadi wakil kepala unitnya dan setelah perang terus bekerja di bidang intelijen. Aktris Keira Knightley memenangkan nominasi Oscar untuk perannya sebagai Clarke dalam filmThe Imitation Gametahun 2014.

Juga dalam daftar adalah Violet Cane, ahli matematika lain yang berbakat dalam bidang statistik. Dia bekerja di bagian angkatan laut Bletchley antara tahun 1942 dan 1945. Ada pula penutur bahasa Jerman bernama Elizabeth Langstaff diberi tugas untuk merekonstruksi pesan-pesan Jerman dari dekripsi mentah, menafsirkan singkatan, dan menganalisis hasilnya selama berbulan-bulan.

Bukti Otentik

Pada akhir tahun 2023, seorang arsiparis Newnham menemukan bukti otentik berupa surat tertanggal 28 Januari 1939 yang isinya menerangkan bahwa rektor universitas mengkonfirmasi kepada Bletchley Park bahwa dalam keadaan darurat, mereka harus dapat menemukan untuk Bletchley Park sekitar enam mahasiswi yang mahir dalam bidang bahasa modern untuk ditugaskan di kantor Kementerian Luar Negeri.

Newnham, yang didirikan pada tahun 1871, akhirnya mengirimkan ahli matematika, ahli bahasa, sejarawan, dan bahkan arkeolog Bletchley untuk menganalisis foto udara. "Mahasiswi Newnham terwakili di sebagian besar pekerjaan bidang utama di Bletchley Park," kata Jonathan Byrne, pejabat Sejarah Lisan di Bletchley Park Trust, kepadaAFP.

Hal ini termasuk mendekripsi sinyal Jerman yang dienkripsi oleh Enigma, membuat laporan intelijen, memahami aktivitas Nazi dengan menganalisis jaringan sinyal, dan mempelajari sinyal diplomatik.

Sekitar 50 perempuan pun diyakini sedang bertugas pada tanggal 6 Juni 1944 atau pada peristiwa "D-Day", ketika pasukan Sekutu mendarat di pantai Prancis utara yang diduduki Nazi.

"Meskipun pekerjaan yang mereka lakukan berkontribusi pada perencanaan pembebasan oleh Sekutu, sebagian besar tidak mengetahui kapan invasi itu terjadi," jelas Byrne, meskipun beberapa orang mungkin sudah menduganya.

"Lalu lintas sinyal Jerman di Prancis meningkat sebagai respons terhadap invasi tersebut, menjadikan awal Juni 1944 sebagai waktu sibuk di Bletchley Park," ungkap Byrne.AFP/I-1

Baca Juga: