Akhirnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengembalikan intensitas jumlah moda transportasi umum seperti Transjakarta dan MRT Jakarta seperti semula dengan pembatasan jumlah penumpang.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang hal ini, reporter Koran Jakarta mewawancarai Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, di Jakarta, Selasa (17/3).

Pengembalian operasional Moda Transportasi masih dalam rangka social distancing measure?

Ya. Kami mengimbau kepada masyarakat untuk terus menjaga jarak. Pada saat di antrean angkutan umum, memang kami berharap bahwa antreannya tidak akan ada di dalam halte atau di dalam stasiun. Karena (penumpang) yang akan masuk ke halte atau stasiun, itu kita harapkan sesuai dengan jumlah kapasitas kereta atau kapasitas bus.

Lebih jelasnya?

Contohnya di halte yang akan masuk adalah pada saat bus gandeng yang masuk, maka (kapasitas maksimum penumpang) di dalam bus hanya 60 orang, selebihnya kita imbau untuk antre di luar halte kemudian menjaga jarak. Biasanya kita ada namanya lencang depan. Jadi semuanya kita imbau lencang depan, satu lengan ke depan. Dengan pola ini, kita harapkan potensi penyebaran virus ini menjadi minimal bahkan kita hilangkan.

Seperti apa pengaturan petugasnya?

Iya, kami juga sudah tempatkan petugas Dinas Perhubungan dan Satpol PP untuk lakukan pengaturan terhadap masyarakat yang akan antre di halte maupun di stasiun.

Operasional rute Transjakarta kembali seperti semula?

Untuk rute tentu kita akan lakukan penyesuaian. Pada koridor-koridor yang biasa perjalanannya sangat tinggi, jumlah demand-nya sangat tinggi, tentu di sana, harus kita tingkatkan juga supply-nya. Otomatis di sana kita akan tingkatkan supply, karena ada pengurangan kapasitas (penumpang). Begitu ada peningkatan 200 persen, supply busnya ditambah, maka di beberapa rute yang tadinya dilayani dengan load factor (beban) sangat rendah, ini akan kita gunakan perkuatan pada rute-rute yang demand-nya sangat tinggi.

P-5

Baca Juga: