NEW YORK - Jannik Sinner meraih gelar Grand Slam keduanya di tahun 2024 usai mengalahkan Taylor Fritz di final US Open, Senin (9/9). Kemenangan Sinner menghancurkan harapan AS untuk merebut juara pertama kali di tunggal putra Grand Slam dalam 21 tahun terakhir.

Petenis nomor satu dunia Sinner, yang meraih gelar Grand Slam pertamanya di Australian Open bulan Januari. Dia menjadi petenis pria Italia pertama yang menang di New York dengan kemenangan 6-3, 6-4, 7-5.

Bagi Sinner yang berusia 23 tahun, ini kemenangan pertandingan ke-55 dan gelar keenamnya. Setelah rivalnya yang berusia 21 tahun, Carlos Alcaraz, mengantongi gelar Prancis Open dan Wimbledon, kedua petenis telah menegaskan diri sebagai kekuatan utama dalam era baru tenis.

Gelar ini sangat berarti. Periode terakhir kariernya tidak mudah. Tetapi Sinner memiliki tim dan keluarga yang mendukung. Dia sangat mencintai tenis, tetapi di luar lapangan, ada kehidupan juga.

Sinner ingin mendedikasikan trofi ini untuk bibinya yang sedang tidak sehat. Sinner tidak tahu berapa lama lagi akan memilikinya. Bibi adalah bagian penting dari hidup Sinner hingga kini. "Senang bisa berbagi ini dengannya," ujar Sinner yang berkompetisi di New York dibayangi dua tes doping tetapi lolos dari sanksi.

Petenis nomor 12 dunia Fritz berharap menjadi pria AS pertama sejak Andy Roddick di New York tahun 2003 yang memenangkan gelar Grand Slam, tapi gagal, meski mendapat dukungan dari selebriti papan atas. Mereka berada di antara 23.000 penonton di dalam Stadion Arthur Ashe.

Ratu pop Taylor Swift menyaksikan bersama pacarnya, bintang NFL Travis Kelce. Sedangkan pemenang Oscar Matthew McConaughey terlihat mencolok dengan mengenakan ikat kepala bendera AS.

"Itu dua pekan yang luar biasa. Selamat untuk Jannik. Dia bermain sangat baik. Dia sangat impresif dan terlalu tangguh. Saya menyesal tidak bisa menyelesaikannya, tetapi akan terus bekerja dan merasa akan mendapatkannya di lain waktu," ujar Fritz.

Sinner dengan cepat memimpin 2-0 di set pertama sebelum Fritz menemukan ritmenya dan menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Petenis AS berusia 26 tahun itu menyelamatkan breakpoint setelah reli melelahkan 23 pukulan di game kelima tetapi segera tertinggal 4-3.

Sinner kembali menyerang dengan break ketiga untuk merebut set pembuka saat Fritz mengirimkan pukulan backhand yang terlalu panjang. Kedua pemain hanya kehilangan service total 20 kali selama enam putaran masing-masing di turnamen sebelum final. Kekuatan itu tampak di set kedua dengan sembilan game pertama semuanya diakhiri dengan service hingga game ke-10.

Sinner kemudian menciptakan dua set point tetapi hanya membutuhkan satu, pukulan forehand dalam memaksa Fritz melakukan kesalahan yang membuatnya mengembalikan bola dengan lemah ke net. Sinner hanya membuat sembilan kesalahan sendiri dibandingkan 19 dari Fritz, menunjukkan kendalinya atas lapangan. ben/AFP/G-1

Baca Juga: