Tiongkok telah mengonfirmasi kasus pertama flu burung jenis H3N8 pada manusia untuk pertama kalinya, di provinsi Henan, Tiongkok tengah.

Komisi Kesehatan Nasional mengatakan varian itu ditemukan pada seorang anak laki-laki berusia empat tahun dari provinsi tengah provinsi Henan yang menunjukkan demam dan gejala lain pada 5 April.

Anak itu telah melakukan kontak dengan ayam dan gagak yang dipelihara di rumahnya.

The Guardian mengemukakan flu burung adalah penyakit virus yang sangat menular dengan laporan pertama kasus manusia pada 1990-an.

Beberapa jenis flu burung, seperti H3N8 telah ditularkan ke manusia tetapi kasus serupa saat ini sangat jarang, dan biasanya terjadi setelah kontak yang sangat dekat dengan burung atau hewan yang terinfeksi.

Nicola Lewis ahli influenza di Royal Veterinary College di Inggris mengemukakan analisis urutan genom keseluruhan menunjukkan bahwa virus H3N8 dalam kasus manusia ini adalah reassortant, dengan gen dari virus yang telah terdeteksi sebelumnya pada unggas dan burung liar.

Komisi kesehatan mengatakan studi awal menunjukkan varian tersebut belum memiliki kemampuan untuk menginfeksi manusia secara efektif, dan risiko epidemi skala besar juga tergolong rendah.

Sementara Erik Karlsson, wakil kepala unit virologi di Institut Pasteur di Kamboja mengemukakan infeksi pada manusia dapat menyebabkan mutasi adaptif yang berpotensi membuat virus ini lebih mudah menyebar pada mamalia.

"Kita perlu khawatir tentang semua peristiwa limpahan," ujar Karlsson seperti dikutip dari Reuters.

Virus H3N8 beredar luas pada burung dan kuda dan juga telah terdeteksi pada anjing di Amerika Utara.

"Kita sering melihat virus menyebar ke manusia dan kemudian tidak menyebar lebih jauh sehingga satu kasus bukanlah penyebab yang sangat mengkhawatirkan," kata Sir Peter Horby, profesor penyakit menular baru dan kesehatan global, Universitas Oxford, dilansir dari The Guardian.

Namun, Horby dan pakar penyakit lainnya mengatakan penyebaran luas dan rekor jumlah wabah flu burung pada unggas di Inggris, AS, dan Eropa tahun ini menjadi perhatian karena meningkatkan peluang virus unggas untuk bercampur, bermutasi dan menginfeksi manusia.

"Saya umumnya percaya bahwa kita perlu meningkatkan pengawasan pengaruh secara global secara bersama-sama saat ini. Selain H3N8, kami telah melihat sejumlah kejadian limpahan baru influenza dari unggas ke manusia selama beberapa tahun terakhir termasuk H5N8 di Rusia dan H7N9 dan H10N3 di China," kata Alexandra Phelan, asisten profesor di pusat ilmu dan keamanan kesehatan global. di Universitas Georgetown.

John McCauley, dari pusat kerjasama Organisasi Kesehatan Dunia untuk referensi dan penelitian tentang influenza, mengatakan kasus itu "tidak biasa" dan sedang diselidiki oleh WHO dan rekan-rekannya di Organisasi Pangan dan Pertanian PBB.

Baca Juga: