Bank of England (BoE) pada hari ini, Selasa (5/7) memperingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi Inggris dan dunia telah semakin memburuk.

Kabar tak sedap itu disampaikan BoE ketika menerbitkan Laporan Stabilitas Keuangan, seraya memperingatkan kepada semua bank untuk segera meningkatkan penyangga modal demi memastikan kesiapan mereka mengatasi 'badai'.

"Prospek ekonomi Inggris dan global telah memburuk secara material," kata BoE, menyebut invasi Rusia di Ukraina menjadi faktor kunci prospek ekonomi.

International Monetary Fund (IMF), yang bertanggung jawab untuk membuat dan menjaga sistem moneter internasional, dan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) mengatakan Inggris akan lebih rentan terhadap resesi dan inflasi yang terus-menerus tinggi daripada negara-negara Barat lainnya.

Dikutip dari Reuters, walaupun BoE menuturkan bank-bank di Inggris telah berada dalam posisi yang baik untuk menghadapi bahkan penurunan ekonomi yang parah, rasio modal mereka yang sementara ini masih kuat diperkirakan akan sedikit menurun di kuartal mendatang.

Kantor berita Inggris itu menuturkan Anggota Komite Kebijakan Keuangan (FPC) mengkonfirmasi bahwa BoE akan menggandakan tingkat counter-cyclical capital buffer (CCYB) menjadi 2 persen pada Juli tahun depan dan akan divariasikan berdasarkan pertumbuhan ekonomi mendatang.

Dikutip dari laman resmi Bank Indonesia (BI), CCYB sendiri merupakan salah satu instrumen kebijakan makroprudensial yang ditujukan untuk melindungi bank dari perilaku mengambil risiko yang berlebihan. Adapun tambahan modal yang wajib dibentuk perbankan pada periode ekspansi akan dapat digunakan ketika perbankan menghadapi tekanan saat ekonomi sedang kontraksi sehingga keberlanjutan fungsi intermediasi bank dapat terjaga.

Meskipun krisis biaya hidup memburuk, dengan inflasi menuju dua digit, BoE mengatakan bank-bank tahan terhadap kerentanan utang di antara rumah tangga dan bisnis. Bank sentral juga menyatakan kegelisahan atas kesehatan pasar keuangan utama, seperti obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Inggris, yang sempat menjadi subjek "dash for cash" pada Maret 2020 ketika pandemi Covid-19 yang mendorong penjualan karena panik.

"Di tengah volatilitas tinggi, kondisi likuiditas memburuk bahkan di pasar yang biasanya sangat likuid seperti Treasuries AS, emas dan suku bunga berjangka," kata BoE.

Berdasarkan hal itu, BoE mengatakan akan melakukan analisis mendalam tentang fungsi pasar komoditas, di tengah terganggunya perdagangan logam pada bulan Maret oleh invasi Rusia ke Ukraina. Bank sentral juga berencana memulai stress test bank tahun 2022 pada bulan September, setelah sebelumnya tertunda karena perang.

Sebagai informasi, stress test bank merupakan pengujian terhadap ketahanan sebuah lembaga keuangan atau instrumen keuangan dalam menghadapi kemungkinan skenario ekonomi yang buruk. Hasil stress test bank BoE diperkirakan akan selesai pada pertengahan tahun 2023.

Baca Juga: