Pariwisata termasuk salah satu sektor yang benar-benar terpuruk akibat dampak virus korona/Covid-19. Di sisi lain, bidang ini juga diharapkan mampu mendongkrak perekonomian rakyat.

Usai dilantik Presiden Joko Widodo, pada akhir Desember lalu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, langsung bergerak cepat. Tidak hanya mengunjungi destinasi pariwisata, dia juga mendatangi berbagai institusi terkait untuk memastikan pengembangan yang di lima destinasi superprioritas pariwisata.

Langkah tersebut dilakukan karena Presiden Joko Widodo memberikan waktu yang sangat singkat untuk memastikan pembenahan lima destinasi superprioritas di setiap aspek. Kegiatan dimulai dari infrastruktur, kuliner hingga aspek seni budaya. Ini termasuk kostum dan pernak-pernik berkaitan dengan destinasi wisata tersebut.

Terkait hal tersebut, dia akan memetakan atau melakukan mapping program dan strategi pengembangan lima destinasi pariwisata superprioritas baik jangka pendek maupun menengah sesuai dengan arahan Presiden. Semua akan disusun secara komprehensif, sehingga bukan hanya berlabel destinasi superprioritas, tetapi juga superlayak jual pascapandemi.

Untuk mengetahui lebih jauh terkait langkah-langkah dan upaya-upaya yang akan dilakukan demi menyukseskan pariwisata Tanah Air, wartawan Koran Jakarta, Mohammad Zaki Alatas, mewawancarai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno. Berikut petikannya.

Apa langkah pertama yang dilakukan untuk mengembangkan Parekraf?

Tiga hari setelah menjabat sebagai menteri, saya langsung mengundang seluruh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten dan Kota seluruh Indonesia untuk membahas percepatan pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Dalam diskusi yang dilakukan secara virtual tersebut, kita menyiapkan segala aspek untuk berbenah. Tentunya yang harus kita dulukan adalah aspek kesehatan. Maka, berbenah harus disiapkan secara detail mulai dari kuliner, fashion, kriya atau kerajinan tangan, hingga tari-tarian.

Percepatan kinerja sektor pariwisata juga harus dilakukan terhadap desa wisata, wisata religi, wisata halal, dan berbagai program yang menyentuh langsung masyarakat. Tugas ini amanat berat, tapi akan ringan bila kita kerjakan bersama. Hari ini sebuah langkah awal, gerak menjalankan arahan Presiden.

Apa saja arahan Presiden?

Instruksi Presiden Jokowi, di antaranya calender of event atau daftar kegiatan setiap destinasi wisata pertahun. Calender of event tersebut ditunjukkan seperti langkah pemerintah Kota Solo yang telah mendata sekaligus mengagendakan lebih dari 60 event dalam setahun. Selain itu, Presiden Jokowi juga ingin memastikan setiap aspek kesehatan dan keselamatan dalam setiap destinasi pariwisata. Hal itu harus diterapkan strategis. Instruksi tersebut lewat penerapan CHSE atau K4, yakni cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), safety (keamanan), dan environment sustainability (kelestarian lingkungan).

Bagaimana dengan ekonomi kreatif?

Kalau sektor itu ada arahan dari Wakil Presiden, Maruf Amin, yang menekankan sektor ekonomi kreatif harus bisa menjadi lokomotif dalam penciptaan lapangan pekerjaan. Untuk ini, kami telah mendata ada 30 juta pelaku sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang terpuruk. Mereka dari informal hingga usaha mikro, bahkan besar. Dampaknya sangat serius. Maka, harus segera dibantu.

Percepatannya seperti apa?

Percepatan pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif lewat penerapan tiga platform, yakni inovasi, adaptasi, dan kolaborasi. Di sini tugas pemerintah sebagai fasilitator inovasi bagi ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif, sehingga sistem ini akan menumbuhkan kembali.

Adaptasi, berbekal dari pengalaman yang sempat terpapar Covid-19. Manusia makhluk paling adaptif. Oleh karena itu, adaptasi yang paling penting dilakukan menerapkan CHSE sekaligus mengalibrasi pasar di setiap destinasi wisata baik wisatawan Nusantara maupun asing.

Sedangkan mengenai kolaborasi, diperlukan kerja sama seluruh pihak. Yang penting tidak ada lagi ego sektoral, birokrasi berbelit. Semua harus membuka komunikasi dengan seluruh pihak. Saya tahu paham birokrasi. Dulu sebagai pengusaha, saya juga pengalaman. Jadi, harus buka diskusi-komunikasi. Kita harus perhatikan masyarakat.

Jika langkah tersebut dilakukan, optimistiskah sektor parekaf maju?

Saya optimistis dapat membangkitkan geliat pariwisata dan ekonomi kreatif Nusantara. Optimisme bertambah pada keyakinan akan dilibatkannya seluruh pihak mulai dari pelaku usaha, media, dan komunitas, sehingga semua unsur pemangku kepentingan agar visi dan misi dapat cepat tercapai. Selain itu, urat pesimis saya sudah putus. Saya optimistis dapat membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif lewat kerja sama semua pihak.

Oh ya, bagaimana menumbuhkan minat berwisata di masa pandemi Covid-19?

Menumbuhkan permintaan dapat dilakukan dengan menciptakan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan. Kemudian, memperluas konektivitas wisatawan, pemberian insentif atau paket wisata. Optimalisasi kegiatan MICE di destinasi wisata. Ada juga pemberian intensif peningkatan daya beli produk lokal dan penciptaan lapangan kerja serta hibah pariwisata melalui transfer daerah untuk hotel, restoran, dan pemerintah daerah. CHSE ini sebuah vaksin daya tahan dan daya bangkit bagi pariwisata. Jadi, sebelum vaksin ada, kita punya vaksin pariwisata untuk mendorong pelaku usaha. Jadi, tugas kita untuk sosialisasikan sertifikasi CHSE ke depannya.

Terkait pembangunan dan pengembangan 5 Destinasi Super Prioritas (DSP) bagaimana?

Oh ya, saya tegaskan bahwa pembangunan dan pengembangan 5 Destinasi Super Prioritas (DSP) akan menjadi target utama program Kemenparekraf pada 2021. Saat ini, saya telah melakukan koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait guna memastikan penyiapan berbagai infrastruktur. Saya diharapkan dapat bekerja cepat dan konsolidasi secara internal maupun eksternal dalam berjuang mengatasi dampak pandemi Covid-19 pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. (Lima DSP: Borobudur, Danau Toba, Mandalika, Labuan Bajo , dan Likupang Minahasa Utara, Sulut)

Dengan kementerian dan lembaga mana saja telah berkoordinasi?

Di antaranya, kementerian PUPR terkait infrastruktur. Kementerian Perhubungan terkait kesiapan bandara maupun interkoneksi ke destinasi tujuan wisata. Juga dengan Kementerian ESDM untuk dukungan jaringan listrik. Saya diminta langsung koordinasi karena penyiapan infrastruktur, sarana, dan prasarana penunjang lainnya harus dipastikan tereksekusi dengan baik.

Tidak hanya dari aspek infrastruktur, juga secara keseluruhan seperti destinasi serta yang tidak kalah penting kesiapan produk ekonomi kreatif, misalnya kuliner dan fashion. Hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo sebagai upaya membangkitkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, juga penciptaan lapangan kerja. Ini termasuk memastikan berjalannya pariwisata berkelanjutan hingga cara mengelola sampah menjadi sumber energi.

Bagaimana dengan konektivitas?

Iya, itu juga menjadi perhatian. Saya telah berkoordinasi dengan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, membahas dukungan pengembangan konektivitas di Tanah Air khususnya di 5 Destinasi Super Prioritas (DSP). Kita membicarakan arahan Presiden terkait pengembangan 5 DSP. Karena sektor parekraf dan perhubungan memiliki timbal balik. Kita sudah bicara secara jelas terkait Danau Toba, Borobudur, dan destinasi lainnya yang lebih luas.

Kita juga sangat bersyukur sebab mendapat dukungan Kementerian Perhubungan, seperti di Danau Toba, Kemenhub telah membangun 13 pelabuhan. Sehingga dengan terbangunnya infrastruktur pelabuhan tersebut dapat bermanfaat untuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Langkah strategis apa yang dilakukan Kemenparekaf untuk memitigasi dampak pandemi Covid-19 yang masih parah?

Tentu saja, fokus utama dalam menyiapkan langkah strategis masa pandemi ini menekan penularan Covid-19. Kita mendukung penuh langkah pemerintah untuk meningkatkan kepatuhan seluruh pihak terhadap protokol kesehatan guna memutus mata rantai penyebarannya. Selain itu, dengan strategi untuk mendatangkan kembali wisatawan mancanegara yang harus menyesuaikan dengan strategi pemerintah.

Terkait strategi promosi pariwisata, akan dikedepankan promosi wisata mengenai protokol kesehatan dan penerapan CHSE (cleanliness, health, safety, and environmental sustainability). Ini adalah K4 (kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan keberlanjutan lingkungan). Strategi ini dimaksud agar pergerakan wisatawan Nusantara tidak memicu peningkatan atau penyebaran Covid-19. Kerumunan dan yang terjadi di destinasi wisata merupakan tanggung jawab bersama.

Riwayat Hidup*

Nama : Sandiaga Salahuddin Uno

Tempat, tanggal lahir : Pekanbaru, Riau, 28 Juni 1969

Istri : Noor Asiah Abdul Aziz

Anak : Anneesha Atheera Uno, Amyra Atheefa Uno, dan Sulaiman Saladdin Uno

Pendidikan:

  • Sarjana Administrasi Bisnis di Wichita State University, AS (1990)
  • Magister Bisnis di George Washington University, AS (1992)

Karier:

  • Executive Vice President NTI Resources Ltd (1995-1997)
  • Pendiri dan Direktur Utama PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (1997-2015)
  • Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (2005-2008)
  • Komisaris PT Duta Graha Indonesia (2007-2015)
  • Wakil Gubernur DKI Jakarta (2017-2019)
  • Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra (2020-sekarang)
  • Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Des 2020- sekarang)

*BERBAGAI SUMBER/LITBANG KORAN JAKARTA/AND

G-1

Baca Juga: