Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan pengakuan Jalur Rempah sebagai warisan dunia UNESCO menguatkan peran sentral Indonesia dalam sejarah dunia.

"Ini (pengakuan Jalur Rempah oleh UNESCO) menguatkan identitas nasional kita di kancah global, menunjukkan bahwa Indonesia memainkan peran sentral dalam sejarah dunia," kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid dalam sebuah diskusi di Jakarta Barat, Kamis.

Menurutnya, pengakuan global atas Jalur Rempah menjadi pengingat kepada dunia mengenai kontribusi Indonesia pada aspek kultur dan sejarah sekaligus pendorong bagi generasi muda untuk melanjutkan warisan penting ini.

Hilmar menjelaskan, perjalanan Indonesia untuk mewujudkan Jalur Rempah sebagai warisan dunia UNESCO dimulai dengan memasukkannya ke dalamtentative listatau daftar sementara dari organisasi internasional yang bergerak di bidang kebudayaan dan ilmu pengetahuan itu.

Jalur Rempah, katanya, mencakup wilayah yang luas dan meliputi berbagai situs kebudayaan bersejarah di seluruh kepulauan Nusantara yang dihubungkan olehnya.

"Banyak dari situs-situs ini perlu secara resmi ditetapkan sebagai warisan budaya, yang merupakan persyaratan penting untuk pengakuan UNESCO," katanya.

Ia menyebutkan, proses untuk memasukkan Jalur Rempah sebagai warisan dunia UNESCO membutuhkan kesabaran, dokumentasi secara detail, dan yang paling penting adalah kolaborasi dari semua sektor mulai dari pemerintah, akademisi, hingga masyarakat umum.

"Karena menjaga warisan bukan sesuatu yang bisa kita lakukan sendiri, dalam hal ini kita harus bersatu," imbuhnya.

Lebih lanjut, Hilmar menjelaskan saat ini pemerintah tengah berupaya untuk mewujudkan pengakuan Jalur Rempah sebagai warisan dunia UNESCO di antaranya dengan cara mengadakan penilaian serta melakukan pemugaran terhadap situs-situs bersejarah yang berhubungan dengan Jalur Rempah.

Selain itu, pemerintah juga berusaha "menghidupkan" kembali Jalur Rempah dengan melibatkan masyarakat, misalnya mengadakan program kepemudaan serta pameran kebudayaan dan seni.

"Ini tentang menjadikan Jalur Rempah bukan hanya sebagai gagasan abstrak dari masa lalu, tetapi sebagai bagian yang hidup dan dinamis dari lanskap budaya kita saat ini. Upaya-upaya ini bukan hanya tentang melestarikan sejarah, melainkan juga sebagai bentuk diplomasi budaya, memposisikan Jalur Rempah sebagai aset global bagi bangsa," ujar Hilmar.

Baca Juga: