Satu hari keliling Cirebon dengan Ojek Wisata, menghadirkan sebuah pengalaman berwisata yang seru
Ajakan untuk melakukan perjalanan wisata sehari saja datang dari komunitas OneDayTraveling, sebuah komunitas yang mengumpulkan orang-orang sibuk tapi tetap ingin berwisata. Di komunitas ini bukan hal yang mustahil kalau bisa jalan-jalan ke satu kota dan mendatangi beberapa lokasi wisatanya yang terkenal, tapi dilakukan hanya dalam sehari.
Kali ini tujuannya ke Kota Udang, dimulai dengan berkumpul di Stasiun Gambir, Jakarta, perjalanan ini memang menghindari penggunaan mobil pribadi atau pesawat. "Kita berwisata ke daerah yang bisa dicapai di bawah lima jam perjalanan dari Jakarta, sementara tidak menggunakan pesawat terbang atau mobil kendaraan pribadi," ungkap Ragadipa sang koordinator.
Dengan kereta pagi Cirebon Ekspres, kami meluncur menuju Cirebon. Sempat muncul keraguan, apakah dengan waktu satu hari ini bisa mengunjungi beberapa tempat wisata yang sudah ditentukan.
Tapi sudahlah, di tengah gemuruh suara kereta, peserta nampak menikmati perjalanan selama tiga jam itu. Di kereta peserta sempat tergoda untuk membeli sarapan, namun oleh pemandu perjalanan disarankan untuk menahan diri dan cukup beli minuman dan makanan kecil saja. Hari masih pagi ketika kereta memasuki Stasiun Cirebon. Sisasisa hujan semalam masih terlihat.
Nasi Jamblang Ini yang mengejutkan, di depan stasiun sudah menunggu Ojek Wisata Cirebon yang merupakan rekanan dari komunitas ini. Dipimpin oleh Venggar sebagai pengelola ojek wisata (Plesir Wisata), maka berangkatlah rombongan menuju tempat pertama yaitu sarapan di nasi jamblang Mang Dul.
Ini adalah nasi jamblang yang sangat terkenal di Cirebon, alamatnya di jalan Cipto, di sana sudah penuh dengan pengunjung. Nasi jamblang adalah nasi khas yang berbentuk nasi dikepal dan memang hanya sekepal atau sedikit, lalu dibungkus dengan daun jati. Karena hanya sekepal, umumnya orang menyantap sampai tiga bungkus. Untuk pendamping nasi ada berbagai lauk seperti otak goreng, sate telur puyuh, cumi-cumi, tahu, krupuk kulit, perkedel dan masih banyak lagi, kalau dihitung ada sekitar 25 jenis lauk. Tapi yang paling enak adalah sambal cabai merahnya, dengan rasa gurih dan asam, sambal ini tidak terlalu pedas. Selesai sarapan, rombongan bergegas menuju Keraton Kasepuhan.
Dengan berkendara ojek wisata memang menyenangkan, sebab bisa melihat suasana kota dengan jelas, bahkan sampai ke jalan-jalan kecil ketika diajak memotong jalan.
Sampai di area keraton, segera menuju ke loket untuk membeli tiket masuk dan menyewa seorang pemandu. Sewa pemandu penting, karena bisa menjaga irama informasi tentang kehidupan Keraton dan mendapat penjelasan yang detil.
Di Keraton menyusuri area ruang utama menuju ke ruang penyimpanan senjata, seperti keris, meriam dan baju perang yang semua tersimpan di lemari. Ada juga seperangkat gamelan yang sudah berumur ratusan tahun.
Pemandu mengajak ke tempat yang paling dituju adalah ruang kereta kencana. Memang menakjubkan, kereta yang bagian depannya berbentuk naga dan tubuhnya kuda terbuat dari kayu besi berwarna hitam. Kereta ini didesain oleh salah satu pangeran dan dibuat pada saat Belanda belum masuk Indonesia.
Usai di keraton, kami sudah meluncur lagi membelah kota Cirebon. Kali ini menuju ke arah barat kota, berjarak sekitar lima kilometer, tepatnya di kelurahan Graksan, kami masuk ke hamparan bangunan unik yang dikenal sebagai Tamansari Gua Sunyaragi. Sunya berarti sepi, Ragi berarti raga atau jasmani dan di sini memang tempat untuk menyepi.
Seorang pemandu khusus membawa keliling gua. Di gua Surnyaragi lumayan seru, sebab harus memasuki beberapa gua yang gelap dan sempit, lalu melintas di jembatan kecil, kembali masuk gua, lagi-lagi gelap, kemudian memutar melewati pohon leci lelaki dan selesai sudah. Tidak berlama-lama, dari tempat parkir, motor kami sudah melesat kembali menuju kota.
Kali ini yang dituju adalah Batik Trusmi, sebuah pusat penjualan batik di daerah Trusmi. Hampir seluruh perajin batik di Cirebon mengirimkan karyanya ke tempat ini.
Pengunjung tinggal memilih model, warna dan corak, yang pastinya disesuaikan dengan kemampuan. Harga yang ditawarkan memang terjangkau, ada yang 45 ribu rupiah sampai jutaan rupiah. Belanja membuat perut jadi lapar lagi.
Para pengemudi motor wisata ini dengan lincah kembali membawa kami menuju rumah makan, kali ini ke empal gentong Mang Darma. Bicara soal empal gentong, hidangan khas Cirebon ini memang sudah sangat terkenal, nama Mang Darma menjadi andalan.
Hampir semua yang menjual empal gentong selalu menyantumkan nama Mang Darma. Karena memang Mang Darma lah yang terkenal membuat empal gentong dengan rasa lezat sejak tahun 1947. Karena dibawa tim ojek wisata, maka kami masuk ke resto yang asli. Masakan yang disajikan masih dari keluarga Mang Darma.
Rasa empal gentong dengan irisan lontong begitu lezat, apalagi saat itu kota Cirebon tengah mendung, terkadang hujan gerimis. Maka dalam waktu singkat semangkok empal gentong tandas.
Dari kenikmatan bersantap, hari semakin mendekati sore, kami lalu meluncur menuju pusat oleh-oleh khas Cirebon Pangestu di Jalan Sukalila Selatan. Belanja oleh-oleh di sini memang tepat, sebab segala penganan seperti kerupuk kulit, kerupuk udang, terasi, sambal rebon, sambal ikan asin, sirup tjampolai dan masih banyak lagi makanan lainnya tersedia.
Seteguk minuman dingin sudah menghilangkan dahaga. Jam sudah setengah tiga sore. Dengan santai motor membawa kami menuju stasiun kereta Cirebon.
Tiba di sana, selesai sudah tugas tim ojek wisata, rombongan lalu masuk ke stasiun dan menunggu kereta tujuan Jakarta. Hanya setengah jam bersantai dan foto-foto di stasiun, rombongan sudah kembali duduk tertidur menikmati gerak gerbong yang membawa kembali ke Ibu Kota. Belum juga malam, kami sudah berpisah di Stasiun Gambir. Rasanya seperti mimpi, sehari ini kami sudah menikmati perjalanan di Cirebon.
Keliling dengan Ojek Wisata
Awalnya Koordinator Komunitas Onedaytraveling berusaha mencari cara agar peserta yang ikut jalan-jalan dengan waktu yang pendek tersebut tetap bisa menikmati destinasi wisata utama di satu kota. Saat menyusun perjalanan ke Cirebon, tercatat ada tempat wisata religi, kuliner dan belanja yang jadi tujuan. Untuk itu pihak komunitas menghubungi Venggar.
Pria muda ini sebenarnya mengelola Pelesir Wisata yang biasa menerima wisatawan untuk jalan-jalan di Cirebon. Dia sempat kaget saat diminta untuk menyiapkan ojek.
"Pake motor, wah nggak apa-apa tuh tamunya," tanya Venggar. Semuanya lalu menjadi jelas saat bertemu di halaman parkir motor Stasiun Cirebon. Venggar segera tanggap dengan daftar perjalanan yang diberikan.
Dia katakan bahwa yang membawa motor bersamanya bukan tukang ojek pangkalan, tapi teman-temannya, ada yang guru, pemandu wisata dan pekerja lainnya. Mereka begitu senang saat menjelaskan tentang jalan-jalan yang dilewati pada penumpangnya. Dengan motor juga semua tempat destinasi wisata bisa dicapai.
"Di awal saya diminta menyiapkan tiga motor, sambil belajar dan melihat peluang," kata Venggar. Permintaan meningkat, komunitas tersebut pernah membawa 10 orang peserta. Maka Venggar menyiapkan 10 motor ojek wisata yang berderet menunggu di parkir Stasiun Cirebon. Ketika perjalanan dimulai, terlihat seperti touring grup motor.
Saat ini Venggar dengan Ojek Wisata Cirebon nya sudah membuat paket Ojek Wisata Cirebon Seharian yang dibanderol dengan harga 150 ribu per orang, sudah termasuk motor, BBM, guide rider, jas hujan dan pin wisata. Alamat Ojek Wisata Cirebon atau Plesir Wisata di Jalan Sutan Raja Klayan Residen, No 58 Gunung Jati - Cirebon atauplesir wisata cirebon. ars/R-2