Ada enam aset yang siap dikerjasamakan: beberapa GOR, Graha Pejaten, Taman Kota Rasuna Said, Gedung Disparekraf Jakarta Selatan, serta Terminal Kampung Rambutan.

JAKARTA - Banyak aset milik Pemprov Jakarta yang belum dimaksimalkan pemanfaatannya. Untuk itu, kini gencar ditawarkan kerja sama pemanfaatan aset pemprov. "Pemprov Jakarta berupaya meningkatkan kerja sama pemanfaatan aset milik daerah karena dari data, baru 0,7 persen aset yang dikerjasamakan," tandas Kepala Unit Pengelola Jakarta Asset Management Centre, Badan Pengelolaan Aset Daerah (BPAD) Jakarta, Ifan Mohamad Firmansyah, Kamis (27/6).

Menurut Ifan, sebenarnya terjadi kenaikan hampir 70 persen aset milik Pemprov Jakarta selama lima tahun. Data terakhir, dari tahun 2018 hingga 2022 aset milik Pemprov Jakarta meningkat. Semula total aset berupa tanah, gedung/bangunan, jalan dan irigasi 324 triliun menjadi 518 triliun rupiah.

Ifan menjelaskan bahwa aset tersebut yang paling banyak berupa tanah dengan nilainya mencapai 466 triliun pada tahun 2022. Ifan menuturkan, aset memang banyak, namun belum dikelola secara maksimal. "Baru 0,7 persen dari total aset 518 triliun yang dikerjasamakan dengan swasta dan lainnya," tandasnya.

Untuk itu, dia berupaya meningkatkan menjadi lima persen. Jika terjadi, bisa berdampak pada peningkatan ekonomi Jakarta. Menurut Ifan, guna meningkatkan kerja sama pemanfaatan aset milik Pemprov Jakarta, akan mengajak para investor. Harapnnya, mereka mu menanamkan uang ke aset milik pemprov dengan berbagai skema.

Ifan menambahkan, untuk skema kerja sama yang dimiliki Pemprov di antaranya, sistem sewa. Ada juga kerja sama pemanfaatan (KSP) serta kerja sama bangun guna serah (BGS). "Sistem kerja sama ini bisa sewa, KSP, dan BGS, semua memiliki alur dan keuntungan masing-masing. Bahkan untuk kerja sama KSP penyediaan infrastruktur bisa mencapai 50 tahun dan bisa diperpanjang," katanya. Dia memastikan bahwa kerja sama pemanfaatan aset milik daerah tidak terlalu susah. Investor atau siapa pun yang ingin menjadi bagian tinggal mengajukan ke Pemprov Jakarta.

Enam Aset

Untuk sementara, menurut Ifan, Pemprov menawarkan enam aset yang potensial untuk dikerjasamakan dengan pihak lain. Mereka adalah gelanggang olahraga (GOR) Bahtera hingga Taman Kota Rasuna Said. Kemudian, GOR Bahtera (Jakut), GOR Bulungan, Graha Pejaten, Taman Kota Rasuna Said, Gedung Disparekraf Jakarta Selatan, serta Terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur.

Dia menjelaskan bahwa aset tersebut memiliki keunggulan masing-masing. Contoh, GOR Bahtera yang berada di Jakarta Utara, lokasinya strategis. Ini bisa dijadikan sebagai pusat olahraga air dan wisata. Lokasinya berada tidak jauh dari Ancol dan Jakarta Internasional Stadium. GOR tersebut sudah didukung berbagai layanan moda transportasi umum.

"Aset-aset lain juga berada di lokasi strategis," tutur Ifan. Dia menambahkan dari ratusan aset milik Pemprov Jakarta sudah ada 183 aset yang dikerjasamakan. Sektor yang dilayani juga beragam seperti fasilitas pendidikan, rumah ibadah, olahraga, dan kesehatan. "Kami mempunyai 183 aset yang sudah dikerjasamakan dengan beberapa skema baik dengan sewa, kerja sama pemanfaatan, maupun kerja sama bangun guna serah," ujarnya.

Sementara itu, terkait akses air bersih, Pemprov mencoba untuk meningkatkan ketersediannya. Air sangat erat kaitannya dengan masalah-masalah pembangunan manusia, khususnya di bidang kesehatan. Ini termasuk sebagai upaya melawan stunting.

"Ini menjadi pekerjaan rumah bersama untuk bisa mendorong warga agar dapat mudah mengakses air bersih," kata Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Jakarta, Widyastuti. Dia mengemukakan bahwa ketersediaan akses air bersih menjadi sangat penting. "Itu terkait juga dengan SDM," jelas Widyastuti. Ketersediaan air bersih ini menentukan. Sebab intervensi penyediaan air bersih, ditambah sanitasi yang layak, berkontribusi 70 persen dalam pencegahan stunting.

Baca Juga: