Beberapa waktu lalu, Pemerintah Pusat memutuskan untuk moratorium proyek elevated di Jakarta. Ini disebabkan karena banyaknya kecelakaan kerja pada proyek elevated tersebut, seperti pada proyek Tol Becakayu, proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta, proyek Mass Rapid Transit (MRT) dan lainnya.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memastikan moratorium itu tidak berlaku bagi proyek LRT Jakarta. Pasalnya, pengerjaan proyek ini sedang dikebut untuk mengejar perhelatan Asian Games pada Agustus 2018 mendatang. Meski demikian, pihaknya meminta agar pelaksana proyek tetap mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja.

Untuk mengetahui lebih lanjut akan hal ini, reporter Koran Jakarta, Peri Irawan mewawancarai Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Satya Heragandhi, di lokasi proyek LRT, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (22/3). Berikut petikannya:

Sejak adanya moratorium proyek elevated, apakah pelaksanaan LRT masih on progress?

Dari awal saya sampaikan, kalau moratorium itu terjadwal, maka tidak akan berpengaruh banyak. Pada saat itu, kita alami keterlambatan, bukan karena moratorium, tapi rescheduling.

Apakah akan menganggu jadwal pengerjaan yang sudah disusun?

Memang kami mengalami tekanan dari sisi jadwal. Terutama. sejak kecelakan itu, kami mengintruksikan, bahwa setiap hujan deras pekerjaan di atas disetop. Sehingga waktu kerja kami, jadi lebih sedikit. Kita menjaga safetynya double-double.
Kabarnya Dubes Korea Selatan (Korsel) Sampai Meninjau Proyek ini?

Ya, Dubes Korsel datang ke lokasi LRT. Kita juga bingung, ternyata memang proyek ini dimonitor terus oleh masyarakat Korsel dan mereka bangga terlibat dalam proyek ini. Pekerja asal Korsel dalam proyek ini disemangati oleh Dubesnya langsung. Di Depo LRT, mereka sampai yel-yel segala macam. Dubes Korsel, beliau berharap penggunaan teknologi Korsel dan equipment nya bisa memberikan kebanggaan dan kontribusi di industri perkeretaapian.

Apa Dubes Korsel mengingatkan tentang Keselamatan Kerja juga?

Iya, Pak Dubes juga mengingatkan beberapa hal. Pertama, keselamatan kerja. Kedua itu kualitas. Karena penting masyarakat Indonesia juga merasakan bagaimana kualitas kerja dan equipment dari Korsel. Ketiga dia berharap bahwa apapun hambatan yang terjadi, harus diselesaikan dengan baik. Karena ini membawa nama baik dari negara.

Apa saja teknologi Korsel yang digunakan di LRT ini?

Saat ini, untuk sistem kan dari Korea Railway Network Authority sebagai integrator system. Kemudian untuk rolling stock ya juga dari Korea, Hyundai. Sehingga banyak juga perusahaan-perusahaan supplier mereka yang ikut juga. Misalnya signaling, screendoor dan beraneka ragam item yang berasal dari Korea.

Berapa rangakaian kereta yang akan tiba?

Rencananya, yang akan tiba itu satu rangakaian, yakni cars atau dua kereta. Totalnya kan ada delapan set, jadi 16 kereta. Minggu pertama April, dua dulu. Kemudian Mei-nya ada dua lagi, Juni ada dua atau empat. Jadi, kira-kira paling lambat September itu sudah ada semua.

Apakah Anda yakin, LRT ini bisa beroperasi Agustus?

Target kami bulan Juli itu sudah bisa dioperasikan. Sudah bisa dioperasikan itu artinya sudah bisa mengangkut masyarakat gitu ya. Mengenai nanti dibolehkan mengangkut masyarakat, sudah boleh secara online, tiket atau enggak pakai tiket atau dibebaskan, kemudian nanti bagaimana pengaturan lalu lintasnya pada saat Asian Games dan sebagainya itu kami kembalikan kepada pemegang saham. Karena tugas kami untuk membangun, untuk pemanfaatan terutama pada pada Asian games kami serahkan ke pemerintah.

Berapa kereta yang akan beroperasi pada Asian Games?

Pada Asian Games mungkin maksimal ada empat kereta maksimal, kecuali kalau kita bisa melakukan beberapa proses comissioning lebih cepat mungkin bisa enam. Kan dua kereta itu pasti sudah secure, tambahan dua mestinya bisa. Dua lagi, kita mesti liat bisa dipaksakan apa enggak. Tapi kalau enggak, kita lebih pikirkan safety-nya daripada memaksakan.

Hingga saat ini, sudah sejauh mana progress proyek LRT keseluruhan?

Per Februari, sudah mencapai 65.17 persen. Makanya, ini betul-betuk kita jagadan kita mohon doa dari semua pemangku kepentingan bahwa nomor satu kita memang ingin menyelesaikan semua dengan secepat-cepatnya, tapi faktor safety harus kita jaga. Kedua, faktor quality harus kita jaga. Ketiga, kita harus maksimalkan supaya bulan Juli-Agustus itu sudah bisa beroperasi. InsyaAllah sanggup.

P-5

Baca Juga: