JAKARTA - Penting bagi orang tua untuk memahami bahwa setiap kehebatan anak dimulai dari saluran cerna yang sehat. Sebab, saluran cerna merupakan salah satu organ penting dalam tubuh dengan peran untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan, bahkan bisa juga mempengaruhi suasana hati atau sosial emosionalnya.

Menjaga kesehatan saluran cerna sebagai otak kedua dan fondasi kesehatan secara holistik merupakan awal dari tumbuh kembang optimal anak di setiap tahapan usianya. Pembentukan dan perkembangan sistem saluran cerna sangat penting untuk diperhatikan, karena sistem saluran cerna merupakan organ yang kompleks.

Laporan Vighi G, dan kawan-kawan dalam Allergy and the gastrointestinal system. Clinical and Experimental Immunology (2008) menyebutkan, pada sistem saluran cerna terdapat sekitar 70 persen komponen sel daya tahan tubuh dan ada sekitar lebih dari 100 -500 juta sel saraf yang mempengaruhi sistem saraf.

Sigrid Breit dan kawan kawan dalam Vagus Nerve as Modulator of the Brain-Gut Axis in Psychiatric and Inflammatory Disorders (2018) saluran cerna juga berperan juga dalam pengaturan mood dan rasa kenyang. Sementara laporan Stephan C Bischoff, berjudul Gut Health: a new objective in medicine? (2011) sepanjang sistem pencernaan juga merupakan tempat bagi lebih dari 100 triliun mikrobiota saluran cerna.

"Menjaga kesehatan saluran cerna si kecil dapat menjadi landasan kesehatan anak secara keseluruhan di masa mendatang. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk menjaga kesehatan saluran cerna si kecil dimulai dari masa pembentukan dan perkembangannya," terang Dokter Spesialis Anak Konsultan dan Ahli Gastrohepatologi, Dr. dr. Muzal Kadim, Sp.A(K) melalui siaran pers Rabu (13/3).

Saluran cerna sebagai otak kedua manusia atauenteric nervous system(ENS), memiliki pengaruh yang penting dalam tumbuh kembang seorang anak. Karena, otak dan saluran pencernaan saling terhubung sebagaigut-brain axismenurut Marilia Carabotti dan kawan-kawan dalam The gut-brain axis: interactions between enteric microbiota, central and enteric nervous systems (2015).

"Fungsigut-brain axisini bisa mempengaruhi kinerja otak hingga menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan, dimana nutrisi yang terserap optimal di usus bisa menjadi asupan untuk mendukung kinerja optimal otak dan mendukung sistem daya tahan tubuh," kata dr. Muzal.

Selain itu lanjutnya, usus yang sehat juga dapat mempengaruhi sosial-emosional anak, karena sekitar 90 persen serotonin diproduksi oleh sel-sel dalam usus dan akan mengalir ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah yang berperan penting dalam mengatur suasana hati ataumood, bahkan nafsu makan.

Mengingat pentingnya kesehatan usus untuk mendukung perkembangan dan kinerja otak serta kesehatan anak, maka asupan nutrisi hariannya harus terpenuhi dengan baik. Selain itu, untuk menjaga jumlah bakteri baik dalam usus anak tetap seimbang, perlu diberikan asupan prebiotik yang biasanya banyak terkandung dalam sumber makanan seperti buah- buahan, sayur-mayur, susu, kacang-kacangan, dan beberapa jenis akar sayuran.

"Sumber makanan dengan prebiotik lainnya adalah FOS (fructo- oligosaccharides) dan GOS (galacto-oligosaccharides) yang akan menjadi makanan bagi bakteri baik tersebut. Selain itu, untuk mendukung perkembangan optimal otak anak, penting juga untuk melengkapi nutrisi asam lemak rantai panjang seperti DHA, AA dan ALA/LA," tambah dr. Muzal.

Ia menegaskan, dengan pencernaan yang sehat, anak akan memiliki suasana hati yang baik untuk mendukung proses pembelajaran sosial emosionalnya. Sebab, kondisi emosi yang positif dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anak.

Untuk itu, selain memastikan pencernaan anak sehat, Ibu juga harus memperhatikan dan menstimulasi perkembangan sosial emosional anak dengan baik sesuai dengan tahapan usianya. Perkembangan kognitif anak adalah hal yang bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan, anak juga harus mengembangkan atau membangun emosi dan mentalnya.

Sementara itu, Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang, Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K) mengatakan, perkembangan sosial dan emosional anak biasanya masih seringkali diabaikan oleh orang tua, guru, dan pengasuh lainnya. Orang tua dan guru harus paham bahwa anak-anak dengan perkembangan emosi yang sehat adalah mereka yang dapat mengekspresikan diri dengan cara yang positif.

"Sebab, perkembangan sosial dan emosional pada anak usia dini adalah bagaimana mereka mampu mengelola dan mengekspresikan berbagai emosi, baik itu positif maupun negatif," paparnya.

Untuk membekali anak-anak dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk mengekspresikan diri dengan cara yang sehat. Orang tua dan guru harus bisa mendukung anak-anak mengembangkan keterampilan sosial dan emosional sejak usia dini.

"Perkembangan sosial-emosional mengacu pada perubahan perilaku yang disebabkan oleh emosi tertentu yang mengelilingi kehidupan awal dan dialami melalui interaksi dengan orang lain. Anak akan belajar secara aktif melalui interaksi dengan teman sebaya dan orang dewasa di sekitar mereka serta eksplorasi lingkungan," kata di Rini.

Ia menjelaskan dalam proses belajar anak-anak akan belajar beradaptasi dengan situasi dan emosi dalam interaksi mereka dengan orang lain, dengan cara mendengarkan, mengamati, dan meniru perilaku yang mereka lihat. Sensitivitas terhadap perasaan satu sama lain juga menjadi bagian penting dalam perkembangan sosial emosional anak-anak sehari-hari.

Melihat pentingnya perkembangan sosial emosional anak, dalam rangka memperingati Social Emotional Learning (SEL) Day atau Hari Pembelajaran Sosial Emosional, Nutricia. Indonesia melalui Bebeclub mengajak para orang tua untuk bisa lebih memahami emosi si Kecil serta mengajarkannya keterampilan sosial agar memiliki hati yang besar untuk berbagi kebaikan dan tolong menolong kepada sesama temannya.

Platform Stimulasi

Dalam rangka memperingati Social Emotional Learning Day, PT Nutricia Indonesia Sejahtera (Nutricia) melalui platform digital Bebeclub mengajak semua pihak terutama orang tua untuk bersama-sama mendukung perkembangan sosial emosional anak agar bisa tumbuh menjadi Anak Hebat.

Medical Scientific Affairs Director Danone Indonesia Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK., mengatakan, Nutricia Indonesia terus berkomitmen untuk hadir menyediakan nutrisi yang baik untuk si kecil. Hal ini bertujuan untuk terus mendukung ibu dalam memberikan nutrisi dan stimulasi tepat agar si kecil.

"Salah satunya dengan menghadirkan produk bernutrisi yang dilengkapi asam lemak rantai panjang Triple A (DHA, AA, ALA/LA) untuk perkembangan otak serta mengandung prebiotik FOS:GOS dengan persentase yang tepat 1:9, terbukti klinis dan teruji optimalkan kesehatan saluran cerna," ungkapnya.

Selain itu, platform jaringan sosial Bebeclub juga terus melakukan berbagai inisiatif untuk mendukung para orang tua untuk memberikan stimulasi yang tepat bagi si kecil agar dapat tumbuh menjadi anak yang hebat. Hal inti untuk memastikan asupan nutrisi yang tepat dan seimbang, perkembangan emosional anak juga penting untuk diperhatikan.

"Maka dari itu, dalam rangka peringatan Social Emotional Learning Day ini Nutricia Indonesia ingin mengajak semua pihak terutama orang tua dan tenaga pengajar untuk bersama-sama mendukung perkembangan sosial emosional anak agar bisa tumbuh menjadi Anak Hebat," katanya.

Danone melihat, metodesocial emotional learning(SEL) ini penting untuk disosialisasikan. Pasalnya cara tersebut dapat membantu anak mengembangkan keterampilan hidup yang dibutuhkan anak-anak untuk memahami emosi diri mereka sendiri dan berkomunikasi dengan orang lain.

"Kami percaya bahwa tumbuh kembang optimal anak harus didukung tidak hanya oleh nutrisi yang tepat, tetapi juga stimulasi yang tepat dan edukasi yang efektif. Oleh karenanya, Nutricia melalui platform digital Bebeclub, menyediakan alat stimulasi berupa seri buku cerita digital interaktif Bebestory yang dapat diakses melaluihttps://bebeclub.co.id/tools/bebestoryuntuk mengajarkan si kecil makna berbagi cerita kebaikan dengan cara yang menyenangkan," tuturnya.

Ia berharap, melalui berbagai inisiatif tersebut akan semakin banyak anak Indonesia yang dapat tumbuh menjadi Anak Hebat yang memiliki pencernaan yang sehat (happy tummy), kemampuan berpikir (happy brain), dan hatiku yang baik (happy heart) sehingga akan menjadi penggerak si kecil melakukan kebaikan bagi sekitarnya.

Baca Juga: