JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta agar Pramuka menjadi "kawah candradimuka" (penggemblengan diri) bagi generasi muda untuk menghadapi tantangan masa depan yang makin berat. "Bapak Presiden menitipkan Pramuka kepada kita agar Pramuka menjadi "kawah candradimuka", garda terdepan untuk mengamankan bangsa ini ke depan terutama menghadapi era persaingan," kata Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault, seusai bertemu dengan Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (10/8).

Dalam pertemuan tersebut, ia melaporkan persiapan pelaksanaan Raimuna 2017 pada 13-21 Agustus di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur. Ia menyebutkan beberapa tokoh akan hadir untuk memberikan ceramah di hadapan Anggota Pramuka Penggalang dan Penegak itu. Mereka antara lain Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, dan mantan Wapres Try Sutrisno.

"Jadi, itu yang kami sampaikan. Beliau (Presiden) sangat berharap dengan Pramuka ini, karena sudah terstruktur hingga ke daerah-daerah. Ini seperti TNI ada sampai ranting dan kalau kita bilang Pramuka bikin kegiatan nasional ini betul-betul nasional," ujar mantan Menpora ini seraya mengatakan sudah ada peserta dari Papua, Kalimantan, NTT, dan Maluku yang sudah datang.

Mengenai anggaran Pramuka yang sempat dibekukan, Adhyaksa menjelaskan untuk anggaran rutin sebesar 10 miliar rupiah sudah dicairkan beberapa hari lalu. "Tapi, untuk anggaran penyelenggaraan Raimuna belum ada, Presiden akan membantu kami dan memasukkannya dalam APBNP 2017 sebesar 15 miliar rupiah," ujarnya.

Ia menyebutkan saat dirinya menjadi Menpora, anggaran untuk Pramuka mencapai 45 miliar rupiah, sekarang tinggal 10 miliar rupiah. "Ini sudah disampaikan ke Presiden. Beliau akan membantu karena Pramuka sangat strategis. Kami maklum dengan kondisi keuangan sekarang, kan perlu dana untuk pembangunan, jadi kita bisa paham," katanya.

Klarifikasi HTI

Dalam kesempatan itu, Adhyaksa Dault juga menyampaikan klarifikasi kehadirannya dalam acara yang dihelat Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). "Saya sudah sampaikan bahwa sudah clear soal kedatangan saya di HTI. Saya sampaikan ke Beliau, saya hadir waktu tahun 2013 ketika HTI belum dilarang," ucapnya.

Menurut dia, kalau saat ini diviralkan kejadian tahun 2013, mungkin ada orang-orang yang tidak suka dengan dirinya. "Yang jelas, selama saya di Pramuka, tidak ada satu sikap dari kami untuk mengganti Pancasila. Pancasila sudah final dan Pramuka di garda terdepan mempertahankan Pancasila karena kenikmatan setelah keimanan adalah Tanah Air Indonesia," tuturnya. fdl/E-3

Baca Juga: