BANDUNG - Bank Indonesia (BI) menilai Jawa Barat berperan penting dalam perkembangan ekonomi syariah secara nasional. Pasalnya, populasi di Jabar yang mayoritas muslim menjadi modal utama perkembangan ekonomi syariah ke depan.

Kepala BI Jawa Barat, Wiwiek Sisto Widayat mengatakan Jabar dengan jumlah penduduk saat ini sebanyak 46,5 juta orang dan mayoriats atau 98 persen beragama Islam, merupakan sumber daya manusia (SDM) yang sangat potensial untuk dikembangkan dan diarahkan sebagai penggerak utama pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.

"Namun demikian, penetrasi pemanfaatan layanan jasa keuangan syariah di Jabar masih perlu ditingkatkan," ujar Wiwiek saat pembukaan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Regional Jabar 2017 di Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jabar, Bandung, Rabu (13/9).

Wiwiek menyebutkan pangsa pemanfaatan layanan jasa pembiayaan perbankan syariah di Jabar terhadap total kredit perbankan masih relatif kecil, yaitu 8,4 persen, meski sudah lebih baik dibandingkan dengan total kredit perbankan nasional yang baru mencapai 5,9 persen.

Kondisi perkembangan keuangan syariah di Jabar yang terpantau pada triwulan II-2017 meningkat. Hingga triwulan II-2017, pertumbuhan pembiayaan syariah di Jabar mencapai 10,6 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (yoy), naik dari triwulan I-2017 sebesar 8,4 persen.

Berdasarkan distribusi jenis kegiatannya, pembiayaan syariah di Jabar masih didominasi untuk kegiatan konsumsi sebesar 49 persen. Sementara itu, pemanfaatan pembiayaan syariah untuk pembentukan modal kerja usaha sebesar 31 persen dan untuk keperluan kegiatan investasi baru 21 persen.

tgh/E-10

Baca Juga: