SURABAYA - Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil memanfaatkan kulit pisang dan eceng gondok untuk pengolahan limbah industri yang lebih ekonomis dan efisien.

Pengolahan limbah industri yang dilakukan Rizki Wahyu Ismadani, Arvianto Nugroho, dan Fahmi Riza Pahlevi tersebut diberi nama metode "Musasi", yang masing-masing adalah nama ilmiah pisang dan enceng gondok, Musa paradisiaca dan Eichhornia crassipes.

"Fokus kami adalah limbah cair industri logam yang sering dibuang ke sungai karena berbahaya jika sampai dikonsumsi oleh manusia.

Enceng gondok dipilih karena dapat menyerap warna dan bau dari limbah industri logam, serta menyerap logam berat dan memiliki kemampuan untuk bertahan hidup pada air keruh," kata salah satu anggota tim, Rizki Wahyu Ismadani, lewat keterangan tertulis, Kamis (27/12).

Sedangkan penggunaan kulit pisang, lanjutnya, juga karena menyerap logam berat secara maksimal. Sebab kulit pisang terdiri dari atom nitrogen, sulfur, dan bahan-bahan organik seperti asam carboxylic yang dapat mengikat logam dalam air.

"Selain untuk pengolahan limbah, dua kolam yang berisi eceng gondok dan kulit pisang itu dipisahkan oleh sistem PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro). Sistem PLTMH terdiri dari turbin berjenis vorteks, yang dapat menghasilkan energi antara 30 kW hingga 50 kW," pungkas dia. SB/E-3

Baca Juga: