SURABAYA - Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menciptakan metode biosorben dari ampas tebu untuk mencegah dampak pencemaran merkuri. Saat ini, logam merkuri banyak digunakan untuk memurnikan emas dalam proses penambangan emas di Indonesia, sehingga sangat berbahaya bila terakumulasi dalam tubuh ikan maupun manusia.

Biosorben adalah bahan yang memiliki pori-pori banyak, sehingga proses adsorpsi (kondisi di mana sesuatu memasuki zat lain) dapat berlangsung di dalam partikel tersebut.

"Proses uji biosorben merkuri tersebut dilakukan dengan menggunakan karbon aktif dari ampas tebu. Metode biosorben dipilih karena dapat mengurangi kadar bahaya merkuri hingga 92 persen. Setelah kadar berkurang, merkuri masih efektif untuk memurnikan emas, hingga 100 kali permunian," ujar salah satu anggota tim Vicario Baroroh, lewat keterangan tertulis, Rabu (2/1).

Dia menjelaskan, setelah ampas tebu diaktivasi oleh larutan natrium hidroksida dan hidrogen klorida, hasil aktivasinya dilanjutkan dengan adsorpsi logam merkuri. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi kapasitas adsorpsi dan isoterm, yaitu nilai perubahan keadaan gas pada suhu yang tetap.

"Ampas tebu dipilih sebagai bahan karbon aktif sendiri karena kandungan selulosanya lebih tinggi yang akan berdampak pula pada kapasitas adsorpsi merkuri yang tinggi. Selain itu, ampas tebu lebih mudah didapatkan," tuturnya. SB/E-3

Baca Juga: