Industri-Katalis Pendidikan yang berada di Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis (TRKK) Fakultas Teknologi Industri (FTI), Institut Teknologi Bandung (ITB) telah menghasilkan produkproduk inovasi di bidang katalis. Lab TRKK bekerjasama dengan Research Technology Center (RTC) Pertamina telah menghasilkan berbagai katalis hydrotreating.

Sejak 2011 hingga saat ini tidak kurang dari 140 ton katalis hydrotreating telah diproduksi dan digunakan di 8 reaktor di 5 kilang Pertamina. Menurut Ketua MKI, Subagjo, kebutuhan katalis di Indonesia saat ini cukup besar, diperkirakan mencapai 500 juta dolar AS dan hampir seluruhnya diimpor dari luar negeri.

Hanya sebagian kecil saja yang dapat diproduksi di Indonesia dengan membawa lisensi dari luar negeri. Menurut Subagjo, pemerintah harus berani mengambil keputusan dalam produksi katalis nasional. Hal itu penting dilakukan karena katalis memegang peran kunci dalam pengembangan dan penyelenggaran industri kimia.

Pada kurun waktu 5 tahun terakhir ini, Laboratorium TRKK-ITB bersama RTC Pertamina sedang mengembangkan katalis untuk konversi minyak sawit menjadi BBN (Bahan Bakar Nabati), diesel nabati, avtur nabati, dan bensin nabati. Dengan proses dan katalis tersebut, Indonesia akan dapat mengurangi impor minyak mentah (crude oil) maupun bahan bakar minyak (BBM).

Katalis generasi pertama sudah dikembangkan sejak 2010. Sedangkan generasi kedua mulai dikembangkan pada 2015. Katalis generasi kedua ini dinamakan PIDO130-1,3T, telah diuji menggunakan reaktor pilot di RTC Pertamina selama lebih dari 10 bulan. "Pertamina juga telah memberi kesempatan untuk pengujian di Kilang Dumai Pertamina pada Maret ini," ujarnya.

Dengan katalis tersebut, sawit yang begitu melimpah di Indonesia dapat dimanfaatkan secara maksimal. Namun kendala produksi massal bahan Bakar Nabati (BBN) ini yang sering dihadapi ialah dari aspek keekonomian.

Menurutnya, aspek keenomian dari industri BBN harus menjadi nomor dua di tengah pertimbangan impor BBM yang sudah sangat besar. Industri-Katalis Pendidikan tidak hanya mampu memproduksi katalis semata, namun juga teknologi proses yang suatu saat dapat mengantarkan bangsa indonesia mandiri dalam teknologi proses.

Sejak diresmikan Menteri Ristekdikti, RI M. Nasir, dengan nama Industri-Katalis Pendidikan, sudah ada tujuh menteri yang berkunjung ke Industri-Katalis Pendidikan ITB. Terakhir, ialah kunjungan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan.

Menurut Menteri Luhut, proses konversi minyak sawit menjadi BBN yang telah dihasilkan perlu didorong untuk diimplementasikan secara massal. "Ini riset sudah lama dilakukan oleh ITB dan tadi kita lihat hasilnya sudah bagus" kata Luhut saat berkunjung di Lab TRKK awal Februari lalu. Dia mengatakan, sudah melaporkan awal tentang Katalis ini kepada Presiden.

Beberapa menteri juga sudah berkunjung. Namun, Menteri Luhut meminta tim Industri-Katalis Pendidikan agar membuat perhitungan dari sisi keekonomiannya. Rektor ITB, Kadarsah Suryadi mengatakan, katalis ini diharapkan memberi harapan bagi perkebunan kelapa sawit nasional di tengah tekanan Eropa atas minyak sawit Indonesia.

Bahkan, katalis ini diharapkan bisa memberi penghematan hingga jutaan dolar. "Harga katalis yang tadinya mahal, dengan berhasilnya ITB memproduksi katalis ini, harganya menjadi turun, hampir separuhnya," tutur dia.

tgh/E-6

Baca Juga: