Menteri Lingkungan Hidup dan Keamanan Energi Italia Gilberto Pichetto Fratin membantah kritik terhadap target emisi karbon negara ini untuk tahun 2030, yang meleset dari target yang ditetapkan oleh Uni Eropa.

Dalam dokumen pemerintah, Kementerian Energi Italia mengatakan bahwa kebijakan-kebijakan yang ada saat ini akan mengurangi emisi di sektor transportasi, perumahan, pertanian, limbah, jasa dan industri yang hemat energi sebanyak 35-37 persen dibandingkan dengan tingkat emisi di tahun 2005. Namun, angka ini masih jauh di bawah target dekarbonisasi sebesar 43,7 persen pada tahun 2030 yang ditetapkan oleh Brussels untuk Italia.

Pichetto Fratin mengatakan bahwa pemerintah terbuka untuk melakukan pembicaraan dengan Uni Eropa. Tetepi, ia menambahkan bahwa target yang lebih ambisius berisiko tidak dapat dicapai.

"Kami tidak menetapkan angka acak, target kami adalah hasil dari penilaian yang realistis berdasarkan tujuan-tujuan sebelumnya, apa yang telah dicapai negara ini sejauh ini dan langkah-langkah ke depan yang dapat kami lakukan dengan mempertimbangkan sistem ekonomi dan infrastruktur kami," kata Pichetto Fratin, dikutip dari Reuters, Senin (10/7).

Italia telah mengirimkan revisi rencana nasionalnya untuk energi dan iklim ke Brussels minggu lalu dan akan mengadakan pembicaraan dengan Komisi Eropa yang bertujuan untuk mencapai versi yang mengikat pada bulan Juni 2024.

"Kami terbuka untuk berdiskusi tetapi kami harus menghadapi kenyataan dan kami tidak ingin menciptakan angka-angka, target-target yang tidak dapat dicapai," tambah menteri tersebut, berbicara di sela-sela pertemuan lobi industri energi Italia.

Sebelumnya, Kementerian Energi Italia mengungkapkan bahwa Italia menargetkan untuk menghasilkan hampir dua pertiga listriknya dari sumber-sumber energi terbarukan pada akhir dekade ini. Nantinya, target energi terbarukan sedikit ditingkatkan dari yang diumumkan tiga tahun lalu.

Dalam revisi rencana energi dan iklim negara ini, kementerian tersebut mengatakan bahwa Italia bertujuan untuk mendapatkan 65 persen listriknya dari energi terbarukan pada tahun 2030. Angka tersebut naik dari target sebelumnya sebesar 55 persen.

Italia berharap energi terbarukan dapat memenuhi 40 persen konsumsi energi kotor di semua sektor, termasuk produksi listrik, perumahan dan transportasi pada akhir dekade ini, dibandingkan dengan 30 persen pada rencana sebelumnya.

"Untuk pemanas dan pendingin ruangan, sumber-sumber energi terbarukan harus menyediakan 37 persen konsumsi dan 31 persen di sektor transportasi," kata kementerian tersebut, pada, Senin (3/7).

"Ambisinya adalah bahwa hidrogen yang diproduksi tanpa emisi karbon akan memenuhi 42 persen kebutuhan industri pada tahun 2030," tambahnya.

Komisi Eropa meminta setiap negara anggota untuk menyerahkan strategi yang telah direvisi untuk tahun 2030 agar selaras dengan paket energi Fit-for-55 dan REPowerEU, yang diumumkan dalam dua tahun terakhir, yang mencakup tujuan-tujuan yang mengikat dalam transisi energi untuk mengatasi perubahan iklim. Italia telah mengirimkan revisi strategi tersebut kepada Komisi Eropa, yang memiliki waktu hingga Juni 2024 untuk meninjau dan menyetujuinya.

Kementerian Energi tidak mempublikasikan rencana iklim dan energi nasional yang lengkap dan tidak menyebutkan dalam pernyataannya seberapa besar strateginya akan mengurangi emisi karbon pada tahun 2030. Pernyataan tersebut juga tidak menjelaskan bagaimana pemerintah berencana untuk mempercepat instalasi energi terbarukan untuk mencapai target-target rencana tersebut.

Baca Juga: