WASHINGTON - Kelompok Islamic State of Iraq and Syria atau Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan di gedung konser Moskow pada hari Jumat (22/3) yang menyebabkan sedikitnya 40 orang tewas dan lebih dari 100 warga sipil terluka.

Dilansir oleh The Hill, kelompok tersebut mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut melalui pernyataan pada Jumat malam yang dibagikan oleh SITE Intelligence Group, sebuah kelompok konsultan intelijen nirlaba Amerika.

The Associated Press melaporkan sebelumnya pada hari Jumat, Kementerian Kesehatan Rusia merilis daftar 145 orang yang terluka.

Menurut The New York Times yang mengutip seorang pejabat, Amerika Serikat mengumpulkan informasi intelijen bahwa ISIS-Khorasan, juga dikenal sebagai ISIS-K, sebuah cabang yang berbasis di Afghanistan telah merencanakan serangan terhadap ibu kota Rusia, Moskow.

"ISIS ingin meningkatkan serangan," kata pejabat kontraterorisme AS, yang dikutip oleh The Times.

Rekaman video dari tempat pertunjukan musik Balai Kota Crocus menunjukkan setidaknya tiga pria bersenjata, mengenakan pakaian militer, menembaki orang-orang dengan senjata otomatis. Mereka juga melepaskan bahan peledak selama penyerangan tersebut, yang menyebabkan atap runtuh dan api menjalar ke seluruh bangunan.

Band rock Rusia Picnic dijadwalkan tampil di tempat tersebut, yang dapat menampung lebih dari 6.000 pendengar. Presiden Rusia Vladimir Putin telah diberi pengarahan mengenai penembakan tersebut.

"Setidaknya 115 orang dirawat di rumah sakit akibat serangan itu, termasuk lima anak-anak, sementara beberapa lainnya dirawat dan dipulangkan. Enam puluh pasien dewasa berada dalam kondisi kritis," kata Menteri Kesehatan Rusia, Mikhail Murashko

Lebih dari 50 ambulans, bersama dengan petugas pemadam kebakaran dan penegak hukum, dikirim ke lokasi kejadian.

Wali Kota Moskow, Sergei Sobyanin, mengatakan serangan itu adalah "tragedi besar" dan saat ini sedang diselidiki.

Juru bicara Gedung Putih, John Kirby, mengatakan, rekaman itu "sulit untuk ditonton," namun menambahkan tidak ada bukti keterlibatan Ukraina dalam serangan itu.

"Gambar-gambarnya sangat buruk. Sulit untuk ditonton, dan pikiran kami jelas akan tertuju pada para korban serangan penembakan yang sangat mengerikan ini," kata Kirby.

"Saat ini tidak ada indikasi bahwa Ukraina atau warga Ukraina terlibat dalam penembakan tersebut."

Baca Juga: