JAKARTA - Pelaku industri seni harus berubah, beradaptasi sebagai bentuk kapabilitas dinamik untuk merespons "gangguan" digital (digital disruption). Platform digital telah menjadi disruptif atau penganggu bagi berbagai sektor termasuk industri seni.

Untuk bisa mengupas masalah tersebut di atas secara komprehensif, Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta, akan menggelar diskusi dengan tema Industri Seni di Era 4.0. Demikan disampaikan staf pengajar program studi tata kelola seni, Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta, Kholid Arif Rozaq.

Menurut Kholid dalam pernyataan tertulis yang diterima Kora Jakarta, Selasa (7/7), diskusi ini sebagai tanggapan terhadap internet dan kekuatan disruptif digital tersebut, organisasi termasuk para pelaku seni harus melakukan adaptasi yang signifikan dan bergerak cepat dalam tiga hal. Pertama, menyebarkan platform digital untuk menciptakan cara-cara baru untuk menarik konsumen. Kedua, menawarkan solusi digital dan pendekatan yang sangat berbeda terhadap berita, informasi, jejaring sosial, dan hiburan. Ketiga, menerapkan berbagai macam model pendapatan online yang menarik lebih banyak lagi dalam hal finansial.

Upaya untuk mengetahui fenomena dan gelagat gangguan digital dapat didiskusikan dalam acara Kelola Art Talk #8 ini. Diskusi menampilkan nara sumber Kholid Arif Rozaq. Sedangkan moderator, Tomi Firdaus, mahasiswa Prodi TKS. Diskusi diselenggarakan melalui Zoom pada 9 Juli 2020 jam 10.00-11.30 WIB. Kirim DM ke IG tks_isiyk untuk mendapatkan link dan pasword meeting. Acara ini gratis dan terbuka untuk umum. mar/N-3

Baca Juga: