JAKARTA - International Rice Research Institute (IRRI) memberikan penjelasan terkait penghargaan swasembada beras yang diberikan kepada pemerintah Indonesia. Penghargaan itu benar-benar diberikan berdasarkan penilaian secara objektif.

Perwakilan IRRI untuk Indonesia, Hasil Sembiring, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (8/9), mengungkapkan pembuatan plakat penghargaan untuk pemerintah Indonesia dilakukan oleh Kementerian Pertanian (Kementan), namun pembuatan plakat itu dilakukan setelah berdiskusi dengan pihak IRRI atas pertimbangan efisiensi.

"Yang saya luruskan, betul plakat dibuat di Indonesia, tetapi sudah disepakati bersama. Untuk praktisnya saja. Cuma saya agak bingung hal-halmisinformasibegitu dibahas. Kata-kata yang di sertifikat itu sama dengan yang tertulis di plakat," kata Hasil.

Capai Swasembada

Seperti dikutip dari Antara, Hasil menegaskan penghargaan yang diberikan IRRI adalah karena Indonesia mampu mencapai swasembada beras. Dalam kurun tiga tahun terakhir yakni periode 2019-2021 Indonesia tidak melakukan impor beras medium.

"Itu angka dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan itu benar. Dulu Kementan dan BPS sama-sama mengeluarkan angka. Kalau sekarang angka cuma satu, dari BPS. Apa yang di-statementitu angka BPS. Kami jugacross checkdengan angka-angka dari Food and Agriculture Organization (FAO)," kata Hasil.

Mengenai perbedaan tanggal penghargaan yang tertera di plakat dengan hari penyerahan kepada Indonesia, kata Hasil, semata-mata karena padatnya perjalanan dinas Direktur Jenderal IRRI, Jean Ballie serta kondisi pandemi Covid-19 yang mengharuskan bekerja dari rumah. Plakat tertanggal 5 Juli 2022, sementara penyerahan penghargaan dilakukan pada 14 Agustus 2022.

"Sudah ada diskusi antara Menteri Pertanian dan Dirjen IRRI, sudah dibahas. Jadi, memang kata-kata yang di plakat seperti kata-kata di sertifikat. Karena kita waktu itu masih WFH dan itu disetujui di IRRI," kata Hasil.

Ia juga menjelaskan fasilitas seperti biaya perjalanan, akomodasi penginapan hingga uji PCR Covid-19 dilakukan dengan biaya sendiri dari pihak IRRI. "Dirjen IRRI juga pakai uang kantor sendiri, hotel,swab, perjalanan sendiri," kata Hasil.

Baca Juga: