TEHERAN - Iran merilis rudal hipersonik buatan dalam negeri yang terbaru "Fattah 2", kantor berita Iran IRNA melaporkan, Minggu (19/11).

Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei meresmikan Rudal Fattah 2 saat pameran prestasi Pasukan Dirgantara Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), Minggu.

Pameran yang diadakan di Ashura Aerospace Science and Technology University ini memamerkan kemajuan terkini dalam teknologi kedirgantaraan Iran.Salah satu hal yang menarik dari acara tersebut adalah peluncuran rudal hipersonik "Fattah 2" buatan dalam negeri.

"Fattah 2" adalah rudal canggih dengan kemampuan meluncur, menempatkannya di kelas senjata hipersonik HGV dan HCM.Pencapaian teknologi ini menggarisbawahi posisi Iran sebagai salah satu dari empat negara di dunia yang mampu memproduksi senjata hipersonik jenis ini.

Mengutip RT, kendaraan luncur hipersonik, atau HGV, adalah jenis hulu ledak yang memungkinkannya bermanuver dan meluncur dengan kecepatan hipersonik.Biasanya dipasang pada rudal balistik dan secara signifikan dapat mengubah lintasan penerbangannya setelah diluncurkan, sehingga menjadikannya target yang jauh lebih sulit untuk dideteksi oleh sistem pertahanan rudal musuh dibandingkan hulu ledak biasa yang bergerak dalam lintasan busur yang lebih dapat diprediksi.

Sangat sedikit negara yang memiliki rudal HGV yang beroperasi hingga saat ini.Salah satunya adalah Rusia, yang memiliki pesawat layang 'Avangard' yang dipasang pada rudal balistik antarbenua berbasis silo seperti 'Sarmat'.

HGV Rusia mampu terbang antara 20 dan 27 kali lebih cepat dari kecepatan suara atau antara 24.000 dan 33.000 km per jam dan memiliki hasil ledakan hingga dua megaton, yang lebih dari 100 kali lebih besar dari ledakan bom nuklir AS dijatuhkan di Hiroshima, Jepang.

Pada 2019, Tiongkok secara resmi mengoperasikan rudal DF-ZF HGV miliknya.Dipasang pada rudal balistik jarak menengah yang dapat dipindahkan di jalan raya, pesawat layang hipersonik Tiongkok dapat melakukan perjalanan hingga 10 kali lebih cepat dari kecepatan suara dengan kecepatan 12.360 km per jam dan membawa muatan nuklir.

AS diperkirakan akan meluncurkan Senjata Hipersonik Jarak Jauh (LRHW) 'Dark Eagle' yang mulai beroperasi pada bulan September, namun pengirimannya tertunda karena uji kritis kendaraan luncurnya dibatalkan. Sistem persenjataan tersebut diperkirakan masih akan beroperasi pada akhir tahun ini, menurut laporan media.

Sedikit yang diketahui tentang rudal Fattah-2 Iran, karena media nasional hanya memberikan sedikit rincian mengenai karakteristik teknis proyektil tersebut.Pendahulunya, rudal Fattah yang secara resmi diluncurkan pada tanggal 6 Juni lalu, memiliki jangkauan 1.400 km dan dapat melaju antara 13 dan 15 kali lebih cepat dari kecepatan suara.

Komandan Pasukan Dirgantara IRGC, Jenderal Amir Ali Hajizadeh mengatakan pada bulan Juni, jangkauan proyektil dapat ditingkatkan hingga 2.000 km.Jangkauan operasional seperti itu berpotensi memungkinkan Iran mencapai wilayah Israel, yang dianggap Teheran sebagai musuh bebuyutannya.Menurut media Iran, rudal Fattah juga mampu menembus pertahanan udara musuh dan menghancurkannya.

Baca Juga: