NEW YORK - Iran pada Rabu (14/12) dikeluarkan dari badan perempuan PBB karena kebijakan-kebijakannya yang bertentangan dengan hak-hak perempuan dan anak perempuan. Langkah ini diusulkan oleh Amerika setelah penumpasan brutal Teheran terhadap protes-protes yang dipicu oleh kematian seorang perempuan muda dalam tahanan.

VOA melaporkan, Kamis (15/12), Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (ECOSOC) yang beranggotakan 54 orang mengadopsi resolusi yang dirancang AS untuk "segera mengeluarkan Republik Islam Iran dari Komisi mengenai Status Perempuan untuk sisa masa jabatan 2022-2026."

Pada pemungutan suara hari Rabu, 29 suara setuju, delapan menentang dan ada 16 abstain.

Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, sebelum pemungutan suara itu kepada ECOSOC mengatakan, mengeluarkan Iran adalah hal yang tepat. Ia menggambarkan keanggotaan Teheran sebagai "noda buruk pada kredibilitas komisi."

Duta Besar Iran untuk PBB Amir Saeid Iravani menyebut langkah AS itu ilegal, dan menggambarkan Amerika sebagai pengacau.

Komisi Status Perempuan yang beranggotakan 45 orang bertemu setiap tahun setiap bulan Maret untuk mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

Iran, bersama 17 negara lain dan Palestina dalam sebuah surat kepada ECOSOC pada Senin (12 Desember) ,mengatakan pemungutan suara itu "tidak diragukan lagi akan menciptakan preseden yang tidak diinginkan yang pada akhirnya akan mencegah negara-negara anggota lainnya dengan budaya, kebiasaan dan tradisi yang berbeda ... untuk berkontribusi pada kegiatan Komisi tersebut."

Hanya lima penandatangan surat itu yang saat ini menjadi anggota ECOSOC dan berhak memberikan suara pada hari Rabu.

Iran, Senin menggantung seorang pria di depan umum yang menurut media pemerintah dihukum karena membunuh dua anggota pasukan keamanan. Hukuman itu merupakan eksekusi kedua dalam waktu kurang dari seminggu terhadap orang-orang yang terlibat dalam protes terhadap pemerintah teokrasi yang berkuasa di Iran.

Baca Juga: