JAKARTA - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memuji drone "berbahaya" negaranya dan mengejek Barat karena sebelumnya menepis program pesawat nirawak (UAV)-nya sebagai propaganda. RT melaporkan, Rabu (19/10).

Pemimpin Tertinggi Iran membuat pernyataan itu pada Rabu (19/10) saat berbicara dengan kalangan intelektual dan akademisi.

"Ketika gambar-gambar drone Iran dipublikasikan beberapa tahun lalu, mereka berkata gambar-gambar itu diedit dengan photoshop. Sekarang mereka bilang drone Iran berbahaya, kenapa Anda menjualnya ke orang lain?" kata Khamenei seperti dikutip media lokal.

Khamenei jelas-jelas merujuk pada tuduhan yang menyebar bahwa Teheran memasok drone bunuh diri ke Rusia di tengah konflik dengan Ukraina. Moskow secara aktif menggunakan drone bunuh diri the Geran-2 (Geranium-2) dalam beberapa minggu terakhir untuk menyerang target militer dan infrastruktur penting di Ukraina.

Gambar drone dan reruntuhan yang dikumpulkan warga Ukraina mengesankan bahwa puing-puing itu sangat menyerupai drone Shahed-136 buatan Iran.

Kiev dan beberapa negara Barat pendukungnya secara langsung menuduh Iran memasok drone Geran-2 ke Rusia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy minggu lalu mengklaim, Rusia telah menggunakan sebanyak 2.400 pesawat nirawak.

Washington menuduh Iran melanggar kesepakatan nuklir 2015 dengan tuduhan mengirimkan drone kamikaze ke Moskow.

"Tadi pagi, sekutu kami, Prancis dan Inggris, menilai secara publik bahwa pasokan drone Iran ke Rusia merupakan pelanggaran Resolusi PBB 2231," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel kepada wartawan pada Senin lalu.

Resolusi tersebut meliputi embargo ekspor senjata Iran. Sementara AS manarik kesepakatan 2018, Washington berpendapat bahwa embargo rudal juga berlaku pada ekspor drone, dan valid sampai 2023.

Namun demikian, baik Moskow maupun Teheran membantah adanya pengiriman drone tersebut. Selasa lalu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, seluruh persenjataan yang digunakan di Ukraina merupakan stok dalam negeri Rusia.

"Tidak, kami tidak punya informasi seperti itu. Perangkat keras Rusia sedang digunakan. Anda paham betul itu. Pertanyaan selanjutnya dapat ditanyakan ke Kementerian Pertahanan," kata Peskov kepada wartawan.

Baca Juga: