JAKARTA - Masuknya PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel ke bursa melalui penawaran umum perdana saham (IPO) dapat menjadi peluang bagi semua operator untuk memperluas jaringannya. Pasalnya, potensi sektor telekomunikasi di Tanah Air masih sangat besar ke depan.

Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan trafik data di Indonesia berkisar 40-50 persen. Ditambah dengan keterbatasan jumlah spektrum atau frekuensi, kebutuhan akan menara telekomunikasi dinilai bakal tetap tinggi pada masa mendatang.

"Saat ini, melalui kajian kami, penetrasi jumlah menara di Indonesia termasuk tinggi dibandingkan beberapa negara, seperti Brasil dan/ atau India. Ratio populasi per menara di Indonesia masih termasuk yang tinggi di kisaran 2.250 dibandingkan Brasil dan India yang berkisar 2.100," tulis Analis Verdana Nomura Raymond Kosasih dalam risetnya di Jakarta, Senin (1/11).

Dia melihat itu sebagai peluang bagi Mitratel, yang meskipun mayoritas sahamnya dikuasai oleh Telkom, tetap menjaring operator-operator lainnya di luar Grup Telkom sebagai tenant, baik dalam built-to-suit (membangun menara baru) dan/ atau co-location (co-lo).

Jaga Independensi

Sementara itu, research analyst Indo Premier Sekuritas Hans Tantio dalam keterangannya menyampaikan, industri tower masih memiliki ruang pertumbuhan yang cukup baik, apalagi sebentar lagi Indonesia akan memasuki era teknologi 5G. Demikian pula dengan Mitratel.

"Saya melihat pilihan terbaik bagi Mitratel untuk dapat tumbuh dengan baik ke depan adalah dengan menjaga independensinya," ujar Hans.

Baca Juga: