Organisasi Internasional untuk Migrasi PBB mencatat bahwa 2023 sebagai tahun paling mematikan bagi kaum migran sejak pencatatan dimulai satu dekade lalu.

JENEWA - Sedikitnya 8.565 orang tewas dalam jalur migrasi di seluruh dunia pada 2023 dan jumlah ini menjadikannya tahun paling mematikan sejak pencatatan dimulai satu dekade lalu, kata PBB pada Rabu (6/3).

"Jumlah korban tewas pada 2023 merupakan peningkatan tragis sebesar 20 persen dibandingkan 2022. Peningkatan ini menyoroti perlunya tindakan mendesak untuk mencegah hilangnya nyawa lebih lanjut," kata Organisasi Internasional untuk Migrasi PBB (IOM) dalam sebuah pernyataan.

IOM mengatakan jumlah kematian tahun lalu melampaui rekor sebelumnya yang dicapai pada 2016 ketika sebanyak 8.084 orang meninggal selama migrasi.

IOM mengatakan bahwa karena jalur migrasi yang aman dan teratur masih terbatas, ratusan ribu orang berupaya melakukan migrasi setiap tahun melalui jalur tidak teratur dalam kondisi yang tidak aman.

Laut Mediterania, tempat banyak migran mencoba mencapai Eropa selatan dari Afrika utara, terus menjadi rute paling mematikan bagi para migran, dengan setidaknya 3.129 kematian dan migran hilang tercatat pada tahun lalu. Rute ini pun mencatatkan jumlah kematian tertinggi di jalur migrasi Mediterania sejak 2017. SB/AFP/I-1

Baca Juga: