Pembangunan kawasan industri khususnya di luar Jawa berperan signifikan untuk mengakselerasi cita-cita pemerintah mewujudkan Indonesia sentries.

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengajak investor Korea Selatan untuk berinvestasi di kawasan industri yang berada di luar Pulau Jawa. Hal itu dimaksudkan untuk mendorong percepatan permbangunan kawasan industri luar Jawa dan pemerataan ekonomi.

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, menyampaikan kawasan induistri yang patut dibidik tersebut, seperti Sei Mangkei di Sumatera Utara, dan Morowali di Sulawesi Tengah.

"Apalagi, kawasan industri tersebut masuk dalam daftar proyek strategis nasional sehingga diprioritaskan pengembangannya," ungkapnya secara tertulis saat acara investasi Korsel-Indonesia di Seoul, Korsel, Kamis (6/7).

Menurut Airlangga, pembangunan kawasan industri khususnya di luar Jawa berperan signifikan untuk mengakselerasi cita-cita pemerintah mewujudkan Indonesia sentris. Apalagi, Indonesia berhasil meraih rating investment grade atau layak investasi yang diberikan oleh S&P.

"Pemerintah telah menyiapkan beberapa wilayah menjadi pusat industri baru. Misalnya, kawasan industri Kuala Tanjung dan Sei Mangkei yang bisa menarik investasi untuk wilayah Sumatera. Kemudian, kawasan industri Morowali di Sulawesi Tengah dan Bitung di Sulawesi Utara diharapkan untuk pengembangan industri bagi wilayah Timur," paparnya.

Untuk diketahui, kawasan industri Sei Mangkei berdiri di atas lahan seluas 2.002 hektare (Ha) dengan investasi 9,5 triliun rupiah, yang difokuskan pada pengembangan di bidang industri pengolahan CPO. Kemudian, kawasan industri Morowali, berdiri di atas lahan seluas 1.200 ha dengan investasi sekitar 49,7 triliun rupiah, yang difokuskan pada pengembangan bidang industri ferronikel.

Airlangga menilai, prospek pengembangan kawasan industri di Indonesia masih menjanjikan seiring permintaan lahan kawasan industri yang semakin meningkat. Untuk itu, kawasan industri harus saling terkoneksi dan terintegrasi.

"Maka pengelola kawasan industri harus bersinergi dengan pemerintah daerah setempat dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang muncul," jelasnya.

Airlangga meyakinkan, apabila upaya-upaya tersebut terlaksana dengan baik, dapat meningkatkan daya saing kawasan industri sekaligus membawa dampak berganda terhadap perekonomian daerah dan nasional. "Dalam tiga tahun ke depan, kami juga mendorong percepatan pembangunan kawasan industri di Tanjung Buton, Tanah Kuning, Gresik, Kendal, dan Serang," tuturnya.

Korea Selatan adalah investor nomor tiga terbesar di Indonesia. Di sektor industri manufaktur, perusahaan-perusahaan Korea Selatan berkontribusi hingga 71 persen dari total investasi selama lima tahun terakhir sebesar 7,5 miliar dollar AS. Bahkan, pabrik-pabrik tersebut mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 900 ribu orang.

Sektor "E-Commerce"

Pada kesempatan tersebut, Menperin juga mendorong perusahaan-perusahaan Korea Selatan untuk berinvestasi di sektor e-Commerce. Upaya ini dalam rangka memacu pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) di Indonesia. "Kami telah meluncurkan program e-Smart IKM. Langkah ini sekaligus menghadapi era Industri 4.0," ujarnya.

Airlangga memaparkan, pihaknya telah menyiapkan empat langkah strategis agar Indonesia siap mengimplementasikan teknologi dan inovasi yang mendukung revolusi industri keempat. ers/AR-2

Baca Juga: