Di tengah kekhawatiran investasi global akan terus merosot hinga tahun 2021, pemerintah tetap optimistis bisa tumbuh 6,4 persen.

JAKARTA - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas optimistis investasi di Indonesia akan pulih pada tahun depan hingga mencapai 6,4 persen setelah tahun ini cukup terdampak akibat pandemi Covid-19.

"Kami yakin bahwa di tahun 2021 investasi Indonesia akan mengalami pemulihan dengan pertumbuhan investasi sebesar 6,4 persen sehingga investasi terhadap perekonomian Indonesia akan memberikan kontribusi 31,5 persen," kata Deputi bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Amalia A Widyasanti, dalam webinar, Outlook Pembangunan 2021, di Jakarta, Selasa (22/12).

Berdasarkan data Bappenas, realisasi investasi pada 2021 ditargetkan mencapai 858,5 triliun rupiah, lebih tinggi dibandingkan target realisasi tahun ini yang mencapai 817,2 triliun rupiah.

Dia juga berharap peranan dari investasi domestik akan terus meningkat degan nilai investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dari sektor industri pengolahan akan mencapai sekitar 270 triliun rupiah.

Kontribusi PMDN terhadap total realisasi investasi pada tahun depan ditargetkan mencapai 49,7 persen, meningkat dibandingkan target tahun ini 47,4 persen tahun ini.

"Tentunya ini akan sangat didukung oleh adanya implementasi dari UU Cipta Kerja serta iklim ketenagakerjaan yang lebih kondusif terhadap investor," kata Amalia.

Perbaikan iklim usaha untuk investasi yang mendukung sektor prioritas nasional menjadi faktor yang utama dalam pemulihan ekonomi pada 2021. Kepastian hukum berusaha dan investasi diharapkan tercipta seiring implementasi UU Cipta Kerja.

Sementara itu, diharapkan pula adanya iklim ketenagakerjaan yang mendukung iklim investasi. Kemudahan usaha dan investasi juga diwujudkan melalui pelayanan perizinan investasi dengan Online Single Submission (OSS), insentif fiskal dan non-fiskal untuk investasi teknologi menengah dan tinggi, dan fasilitasi permasalahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan masalah lainnya.

Peran Swasta

Untuk mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi 5 persen pada 2021 mendatang, dibutuhkan investasi sekitar 5.800 triliun rupiah hingga 5.900 triliun rupiah. Mengingat dana pemerintah dan BUMN terbatas, peran swasta menjadi krusial.

Pada 2021, dana pemerintah diproyeksikan akan berkontribusi sekitar 5-7,1 persen dalam investasi, belanja modal BUMN 4,9-8,1 persen, dan masyarakat atau swasta mencapai 84,7-90,1 persen.

"Catatan kami bahwa untuk kebutuhan investasi ini sebagian besar akan dikontribusikan oleh sektor swasta. Dengan demikian, sektor swasta memiliki peranan yang sangat penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian kita di 2021," kata Amalia.

Sebelumnya, UNCTAD memprediksi investasi asing langsung atau Foreign Direct Investmen (FDI) secara global diprediksi mengalami tren penurunan hingga 2022. Dalam World Investment Report 2020 menyebutkan Covid-19 menyebabkan penurunan FDI secara global sekitar 20 persen pada tahun 2020. Nilai investasi itu diprediksi akan terus turun sebesar 5-10 persen pada 2021.

Pakar Ekonomi dari Pusat Kajian Iklim Usaha dan Rantai Nilai Global Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), Mohamad D Revindo, mengatakan pertumbuhan FDI diprediksi mulai membaik pada tahun 2022. ers/E-9

Baca Juga: