JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada triwulan III 2022 mencatat kewajiban neto turun menjadi 262 miliar dollar AS atau 20 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Adapun pada triwulan sebelumnya kewajiban neto tercatat 270,5 miliar dollar AS atau 21,3 persen dari PDB.

"Perkembangan ini dikontribusikan oleh penurunan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) di tengah posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) yang relatif stabil," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (26/12) .

Posisi KFLN Indonesia menurun seiring dengan penurunan nilai instrumen keuangan domestik, di tengah surplus aliran masuk investasi langsung yang berlanjut. KFLN turun 1,2 persen dibanding triwulan sebelumnya atau quarter-to-quarter (qtq) dari 705,2 miliar dollar AS menjadi 696,8 miliar dollar AS.

Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh faktor penguatan nilai tukar dollar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk rupiah. Hal ini mempengaruhi penurunan nilai instrumen keuangan domestik.

Sementara itu transaksi KFLN tetap positif didukung oleh aliran masuk investasi langsung yang mencerminkan optimisme investor terhadap prospek perbaikan ekonomi dan iklim investasi domestik yang terjaga.

Di sisi lain, dia menyebutkan posisi AFLN Indonesia relatif stabil. Pada akhir triwulan III-2022, posisi AFLN tercatat sebesar 434,7 miliar dollar AS, relatif stabil dibandingkan dengan posisi pada akhir triwulan II-2022.

Kondisi tersebut didukung oleh posisi aset investasi portofolio dan investasi lainnya yang meningkat seiring penempatan aset swasta. Peningkatan posisi AFLN tertahan oleh faktor perubahan lainnya terkait penguatan dollar AS terhadap mayoritas mata uang utama dunia dan penurunan harga beberapa aset luar negeri.

Tetap Terjaga

BI memandang perkembangan PII Indonesia pada triwulan III-2022 tetap terjaga serta mendukung ketahanan eksternal. Itu tercermin dari rasio kewajiban neto PII Indonesia terhadap PDB pada triwulan ketiga tahun ini yang tetap terjaga di kisaran 20 persen atau turun dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebelumnya sebesar 21,3 persen.

Baca Juga: