Investasi yang masuk terus diperkuat untuk memaksimalkan potensi di hilir sehingga bisa menggerakkan UMKM.

JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memproyeksikan potensi investasi masuk Indonesia dari berbagai sektor sebesar 1.800 triliun rupiah. Kadin berhadap investasi tersebut harus berdampak besar bagi perekonomian Indonesia, terutama pertumbuhan UMKM.

"Investasi yang masuk ke Indonesia akan memberi multiplier effect bagi ekonomi. Apalagi saat ini investasi yang masuk terus diperkuat untuk memaksimalkan potensi di hilir sehingga bisa menggerakkan UMKM," ujar Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (4/7).

Arsjad menjelaskan banyak tantangan yang dihadapi Indonesia. Selain pemulihan kesehatan nasional dari pascapandemi Covid-19, tantangan ke depan adalah peningkatan perekonomian nasional setelah terpuruk akibat pandemi. "Tantangan ini jika bisa dikelola dengan baik akan memberi dampak positif bagi ekonomi serta peluang terbukanya 23 juta lapangan kerja," ujarnya.

Menurut Arsjad, pada kuartal I-2022, ekonomi Indonesia tumbuh 5 persen. Perdagangan juga naik dengan pertumbuhan besar di sektor manufaktur. "Saat ini, kita berusaha lakukan hilirisasi, supaya nilai tambah di Indonesia. Dulu kita jual barang mentah, makanya ekspor nikel dilarang," katanya.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mengungkapkan meskipun UMKM mendominasi ekonomi Indonesia, tetap masih kurang produktif. Menurut dia, saat ini baru sekitar 3,18 persen pelaku UMKM yang menjadi pengusaha mapan. Meski demikian, UMKM telah berkontribusi 99 persen bagi perekonomian Indonesia.

Dia menjelaskan pemerintah terus menggenjot produktivitas UMKM sehingga perlu ada pendekatan evolusi kewirausahaan berbasis pengetahuan, kreativitas, dan teknologi. Dia menegaskan UMKM jangan lagi hanya mengandalkan usaha tradisional.

"Global value chain UMKM kita baru 4 persen. Kita lihat produk penjualan digital (marketplace) masih dominasi impor. Kami ingin UMKM kita kompetitif lokal dan internasional. Bagaimana mereka bisa menjadi pengusaha tangguh," jelas Teten.

Wirausaha Baru

Pemerintah juga terus mendorong munculnya wirausaha baru. Karena untuk mencapai target ekonomi emas pada 2045 minimal Indonesia harus memiliki 4 persen UMKM. Kemenko dan UKM saat ini menargetkan penambahan satu juta UMKM baru.

"Setiap tahun ada 1,7 lulusan sarjana dari perguruan tinggi. Ini harus diarahkan menjadi entrepreneur, jangan jadi pekerja. Saat ini saja, 97 persen lapangan kerja disediakan usaha mikro," imbuh dia.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menilai UMKM Indonesia dalam waktu ke depan makin kompetitif. Kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk perguruan tinggi, harus dilakukan. Kementerian BUMN juga mendorong BUMN agar lebih fokus membantu UMKM di Indonesia.

"Kami terus genjot pendanaan untuk UMKM. Di Malaysia saja penyerapan kredit untuk UMKM sudah mencapai 50 persen. Indonesia baru 20 persen," kata Erick.

Baca Juga: