JAKARTA - Target pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan meleset dari target yang ditetapkan pemerintah. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan belum beranjak dari level lima persen.

Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Berly Martawardaya memprediksi laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,1 persen hingga akhir 2019. Estimasi tersebut di bawah asumsi pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar 5,3 persen.

"Melihat perkembangan sampai sekarang saya prediksi bahwa sampai akhir tahun bisa 5,1 persen, bila investasi meningkat dan konsumsi masyarakat bisa dipertahankan," kata Berly Martawardaya di Jakarta, Senin (12/8). Dia menyarankan pemerintah untuk segera menyelesaikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2020-2025.

Menurutnya, dokumen pembangunan lima tahun ke depan itu dapat menjadi landasan para investor untuk melakukan perluasan bisnis di Indonesia. "Pemerintah perlu segera finalisasi RPJMN 2020-2025 dan sampaikan arah pembangunan lima tahun ke depan, sehingga investor dalam negeri dan luar negeri confidence untuk ekspansi kegiatan usaha mereka," ujarnya.

Program Kesejahteraan

Selain itu, pakar ekonomi Universitasi Indonesia ini juga menyarankan agar pemerintah memacu program pengentasan kemiskinan untuk mengurangi kesenjangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebelumnya, Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli meramalkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai 4,5 persen pada 2019.

Rizal mengatakan prediksi itu dibuat lantaran mayoritas indikator makro ekonomi Indonesia bergerak negatif, salah satunya defisit transaksi berjalan dan kebijakan yang diambil pemerintah belum optimal. Menyikapi itu, Berly menilai pertumbuhan ekonomi tergantung periode waktu.

"Kalau dibandingkan dengan tahun 2011 yang growth PDB 6,5 persen memang sekarang lebih rendah, tapi kalau dibandingkan ketika Pak Jokowi mulai jadi presiden pada 2014 yang 5,02 persen ya lebih tinggi, walau tidak jauh bedanya," jelasnya.

Ant/E-10

Baca Juga: